by

Belajar dari Taliban, Nasionalisme Amat Berharga

Oleh : Muhammad Nurdin

Indonesia adalah nama sebuah keberagamaan yang unik, yang tidak ditemukan di tempat manapun. Tentang daratannya yang terbagi dalam ribuan pulau. Juga tentang keragaman suku, agama, budaya juga bahasanya.Indonesia lahir dari rahim kebhinekaan. Kebhinekaan yang memanunggal, yang lahir dari kesadaran bersama bahwa kita bisa bersatu untuk sebuah harapan bersama. Saat itu, kita berusaha mengesampingkan identitas golongan atau kelompok kita. Bergerak bersama untuk mengedepankan rasa kebangsaan dan nasionalisme kita. Dengan gagah berani, tiap anak bangsa dari berbagai etnis dan kelompok menyerahkan jantung kehidupannya untuk sebuah harapan tentang kedaulatan dan kemerdekaan.

Hingga mimpi itu terwujud. Dan lahirlah jabang bayi mungil yang diberi nama Indonesia. Bayi mungil yang lahir dari rahim keberagamaan. Bayi tersebut tumbuh dan berkembang masih dalam dekapan kehangatan sang bunda, bunda kebhinekaan.Hari ini kita kembali memperingati hari lahirnya Bangsa Indonesia. Usianya baru menginjak 76 tahun. Cukup tua untuk manusia. Tapi untuk sebuah bangsa, Indonesia sepertinya masih terbilang muda. Sebagian kita mungkin menganggap Hari Kemerdekaan hanya sebagai bagian dari sejarah masa lalu. Sebuah hari yang kadang disempitkan pada kegiatan upacaya pengibaran bendera, lomba makan kerupuk, balap karung yang kesemuanya hilang saat pandemi datang.

Ketahuilah bahwa Kemerdekaan adalah berkat dari rahmat Allah Yang Maha Kuasa yang didorong oleh keinginan luhur. Kemerdekaan adalah harapan dalam balutan doa dan perjuangan. Tuhan tak pernah tidur dan selalu mendengarkan.Dan lihatlah. menjelang Hari Kemerdekaan bangsa ini, kita disuguhkan oleh sebuah pemandangan yang membuat kita untuk terus belajar bersyukur atas nikmat kemerdekaan itu. Sebab, kemerdekaan bukan barang murah rupanya.

Di belahan bumi lainnya. Di saat merah putih berkibar di setiap pagar rumah, sebuah negara mulai kehilangan makna tentang kemerdekaan. Kepanikan dan rasa takut makin menyerang Afganistan. Orang-orang berduyun-duyun keluar dari negara tersebut. Mereka memadati bandara juga perbatasan. Tak mau kalau kehidupannya harus berakhir dalam sebuah penderitaan yang mengerikan.Mereka tak mau kembali ke zaman dimana kemerdekaan dan kedaulatan perseorangan ditentukan oleh tafsir kaku atas satu agama tertentu. Mereka ingin bebas dan merdeka. Oleh karenanya, mereka harus keluar dari Afganistan.

Afganistan tak memiliki rasa nasionalisme yang tinggi layaknya Indonesia. Padahal, mereka hanya terbagi dalam beberapa etnis. Tapi sampai detik ini, mereka belum bisa menemukan formula untuk merajut benang kebhinekaan. Itulah sebabnya, negeri tersebut tak pernah kering dari pertumpahan darah.Lemahnya semangat nasionalisme, ketika negeri mereka tertimpa masalah, kalau tidak keluar dari negerinya mereka akan kembali kepada etnis atau sukunya. Bagi mereka suku adalah segalanya. Sebab suku telah ada jauh sebelum Afganistan ada.

Kita perlu bersyukur atas nikmat kemerdekaan ini. Kita pun perlu bersyukur bahwa semangat nasionalisme masih membara di setiap nadi kehidupan anak bangsa tumpah darah Indonesia. Kebhinekaan inilai yang menjadi perekat seluruh anak bangsa bersatu di bawah naungan Sang Saka Merah Putih. Tak mudah menyatukan 710 suku dengan keragaman 1.100 bahasa di negeri ini. Butuh kesadaran, harapan dan mimpi bersama tentang masa depan yang cerah negeri ini yang terpintal rapih dalam tiap sanubari seluruh anak bangsa.

Kemarin, Presiden kita menyampaikan sebuah pidato yang sarat makna. Di penghujung, Presiden mengajak setiap kita untuk menjadikan Indonesia yang tangguh juga tumbuh.”Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, yang menjadi semboyan Bulan Kemerdekaan pada tahun ini, hanya bisa diraih dengan sikap terbuka dan siap berubah menghadapi dunia yang penuh disrupsi. Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, hanya bisa dicapai jika kita semua bahu-membahu dan saling bergandeng tangan dalam satu tujuan. Kita harus tangguh dalam menghadapi pandemi dan berbagai ujian yang akan kita hadapi dan kita harus terus tumbuh dalam menggapai cita-cita bangsa.”Dirgahayu NegerikuIndonesia TangguhIndonesia TumbuhMerdeka…!

Sumber : Status Facebook Muhammad Nurdin

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed