by

Balada Novel Bamukmin

Novel sendiri yang sudah masuk dalam BPN mendesak junjungannya Prabowo agar bisa memulangkan ayahanda. FPI tanpa Rizieq bak sayur asam tanpa asam…. hambar.

Tapi rupanya karma Rizieq juga mengalir ke Novel. Syarat rekonsiliasi dengan memulangkan Rizieq tak digubris pemerintah. Malah diam-diam Prabowo keenakan naik MRT dan makan sate dengan Jokowi disambut tepuk tangan seluruh Indonesia. Jelas Novel pucat pasi, dirinya merasa dikhianati dan dianggap tak berarti.

Kabar terakhir dirinya dipecat dari BPN karena menggelar demo di MK padahal sudah jelas dilarang oleh Prabowo. Tak main-main, Novel juga akan dipenjarakan oleh Prabowo.

Seperti dilansir suara.com: Juru Bicara PA 212 Novel Bamukmin mengakui sakit hati, karena mendapat ancaman bakal diadukan ke polisi hingga dipenjara oleh kubu Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.

Novel menuturkan, ancaman itu didapatkan dari kubu politiknya sendiri lantaran tak menuruti imbauan Prabowo agar tak menggelar unjuk rasa saat sidang perkara sengketa hasil Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi.

Ia menuturkan, kala itu tetap menggelar aksi di MK karena baginya perintah Prabowo tak berlaku mengikat. Novel mengakui baru tunduk kepada komando pentolan FPI Rizieq Shihab.

“Komando saya satu, Habieb Rizieq Shihab. Hari itu saya tanggal 14 Juni menentukan sikap, bahwa saya harus turun,” kata Novel dalam acara diskusi yang digelar di Gedung Joang 45, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2019).

Namun, Novel menuturkan dirinya mendapat ancaman gara-gara tak mematuhi imbauan Prabowo. Bukan dari kubu Jokowi – Maruf atau polisi, ancaman itu diakui Novel justru berasal dari kubu Prabowo – Sandiaga Uno sendiri.

“Ini sangat menyakitkan. Kalau waktu itu saya ditangkap, kubu 02 malah menjamin saya bakal dijebloskan ke penjara. Cuma karena saya membangkang,” tukasnya.

Tak hanya itu, Novel juga mengakui dipecat dari keanggotaan Divisi Advokasi danBantuan Hukum BPN Prabowo – Sandiaga.

“Pokoknya saya enggak mau tunjuk hidung, tapi saya merasa terancam keselamatannya. Ada dua tempat saya bernaung, dua-duanya saya dikeluarkan,” tukasnya.

Kini Novel hanya bisa menjerit-jerit dan merintih seorang diri. Sang ayah tak pulang-pulang meski sudah dibuatkan iuran. Sedang nasib FPI pun tak jauh beda sedang berada diujung tanduk. Bahkan Wiranto seakan memberi kode tak segan membubarkan ormasnya sama seperti HTI.

Hidup Novel dan FPI bak roda berputar. Berada di atas saat melawan Ahok dan terjungkal ke bawah terseok-seok saat menghadapi Jokowi. Dan satu dari kami, “terima karmamu!”

Sumber : Status Facebook Niha Alif

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed