by

Antara Surga dan Ibu

Oleh : Fritz Haryadi

Sekonyong ada dimunculkan lagi meme anak kucluk yang bekoar lebih rela kehilangan ibunya daripada hapalan Qur’annya.

Waktu pertama kali dimunculkan kira-kira 83 tahun yang lalu, saya tidak gubris meme tolol itu, sebab untuk menyangkalnya terlalu gampang. Sekarang rasanya perlu saya sangkal, supaya tidak terus-terusan bikin goblok umat.

Begini.

Pertama, bahkan anak haramnya Gayus Tambunan juga tahu, surga itu di bawah telapak kaki ibu. Bukan di bawah hapalan. Hapalan itu ilmu, padahal adab mendahului ilmu.

Ilmu juga masih harus diamalkan baru bisa ngefek. Sementara yang bikin orang masuk surga itu bukan amalnya, melainkan ridlo Allah dan syafa’at Rasulullah. Padahal ridlo Allah tidak akan kau dapat, tanpa ridlo ibumu.

Kedua, ibu itu manusia. Kecuali kalau si hafiz cilik itu anak kambing.

Ibu itu manusia. Sekali hilang, alias mati, ya selesai, tidak bisa dikejar lagi; kecuali beruntung ketemu di surga. Itupun kalau dia masih ingat kau. Sebab bisa jadi di surga nanti ibumu sudah diberi ganti anak baru yang lebih becus daripada kau. Sebagai jawaban do’a, “…wa ahlan khoiron min ahlihi”.

Sedangkan hapalan itu hasil ikhtiar. Hilang? Ya ikhtiar lagi. Gitu aja kok blo’on.

Lagipula kalau kau mengaku cinta Qur’an, maka kau tentu cinta membaca. Jadi hapalan hilang itu mestinya tidak bikin kau rugi sama sekali, sebab hilangnya itu hanya akan membawamu untuk membaca ulang.

Bagaimana kalau kemampuan membaca juga ikut hilang? Ya belajar lagi. Ngaji lagi. Sama dengan di atas, cinta Qur’an tentu juga cinta belajar.

Bagaimana kalau mendadak jadi idiot, akal ikut hilang, sehingga tidak bisa belajar? Ya malah lebih enak, sebab sudah gugur kewajiban beragama; wong sudah tidak berakal. Auto surga.

Beres. Bagian mananya sih yang susah? Makanya jangan sembarang makelar rongsok kau jadikan guru.

#TerlaluGampang#Next

Sumber : Status Facebook Fritz Haryadi

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed