by

Anies atau Prabowo?

Oleh: Iyyas Subiakto

Mulai ramai letupan² kecil sebagai gejolak keinginan rakyat atas keberlangsungan pembangunan Indonesia yg sudah di repondasi oleh Jokowi.Banyak keinginan dari sedikit pilihan, karena 2024 adalah masa kritis dimana penggantian kepemimpinan pasca Jokowi bisa dirapuhkan oleh keinginan yg cuma kepingin kekuasaan bukan peremajaan.

Kenapa di katakan peremajaan, ya karena Jokowi sudah berhasil dan masih berjalan merenovasi Indonesia, dari kerapuhan pembangunan, ekonomi, sampai pemerataan yg mengoyak rasa keadilan. Serasa baru kemarin Jokowi membenahi, dan kita sudah di penghujung bulan madu yg indah bersamanya. Apakah akan kita biarkan dia pergi dgn beberapa sudut kamar yg masih berantakan. Kalau itu dibiarkan, sulit mengulang waktu yg hilang.

Dari diskusi kelompok kecil di Jakarta hari ini bersama mas Qodari dari Indo Barometer yg baru saja menawarkan pasangan Jokowi – Prabowo, cukup menarik dan rasional. Berangkat dengan rasa was- was kejadian² yg membenturkan dua polarisasi antara Jokowi sebagai sosok yg baik dan Prabowo sebagai sosok yg jahat ( menurut pemilih Jokowi termasuk saya sendiri berpikir demikian ).

Baik buruknya dua sosok pemimpin ini adalah karena rekam jejak yg tak pelak bisa di hapuskan begitu saja. Jokowi adalah pemimpin yg tidak pernah bermesraan dgn orba, sementara PS adalah anak kesayangan orba. Karakter mereka bak bumi dan langit.Pilihan kita tak banyak untuk melanjutkan apa yg sudah di kerjakan Jokowi dan berhasil membius dunia.

Salah memilih, kita tersisih dari percaturan dunia yg putarannya begitu cepat. Sementara partai² yg selama ini hanya memikirkan Periuk nasinya sendiri sulit diajak mengurus Indonesia yg bermasa depan. Mereka hanya punya misi tanpa visi, biar negara jadi basi yg penting perut mereka berisi.Lontaran Kang Qodari ttg pasangan diatas harus di respon dgn bijak karena melanjutkan pembangunan tak bisa dgn keadaan yg terus di recoki.

Maka menggabungkan kedua sosok itu adalah pemikiran elegan utk sebuah keberlangsungan, tanpa jadi orang mutungan.Kalau hal itu terwujud maka KADRUN makin terpinggirkan, mereka harus dibuat mati suri sebelum terulang kembali kasus HTI dan FPI karena mereka yll diberi ruang.Kesepakatan menyatukan dua sosok ini dulu yg hrs di bangun, kalau urusan amandemen UU nanti ada yg ngurus.

Jokowi insyaallah mau demi kebaikan dan keberlangsungan, dan Prabowo juga mau karena tidak mau terus memegang peran sebagai manusia buruk prilaku untuk Indonesia.Silakan berpendapat untuk Indonesia. Berikan argumentasi yg rasional, jgn asal bunyi. Terima kasih.

(Sumber: Facebook Iyyas Subiakto)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed