by

Anak Karbitan Membuat Ulah Lagi

Oleh : Nikmatul Sugiyarto

“Berbicara sesuai dengan fakta, jangan asal menuduh bahkan mengarang cerita yang tidak ada kebenarannya”, pesan bagi semua orang, semua kalangan, tak pandang usia.

Setiap orang tua selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, tanpa terkecuali. Bahkan demi anaknya, orang tua dapat melakukan segala hal, sekalipun itu buruk dan tidak disukainya. Begitupun dengan seorang anak, harus mengetahui sebesar apa pengorbanan yang dilakukan oleh orang tuanya. Berbicara mengenai pengorbanan yang dilakukan orang tua untuk anaknya memang tidak ada habisnya.

Satu hal yang menjadi prioritas orang tua untuk anaknya adalah pendidikan. Pendidikan pertama seorang anak tentu berasal dari orang tuanya, mulai dari hal kecil dan menjadi dasar dalam kehidupan sehari-hari kita, seperti bagaimana bertutur kata dengan baik dan benar, mengajarkan tentang bagaimana bersikap jujur dan etika-etika lainnya.

Jenjang selanjutnya, sekolah akan menjalankan perannya sebagai tempat menuntut ilmu. Banyak anak yang tidak beruntung bisa mengenyam pendidikan dasar dan tingkat pendidikan selanjutnya.

Namun syukurlah, pemerintah sangat tanggap dan gerak cepat memberi uluran bantuan kepada anak-anak Indonesia untuk menikmati nyamannya bangku sekolah dalam prosesnya menimba ilmu.

Menjadi sosok seperti apa seseorang nantinya tidak lepas dari peran orang tua. Miris ketika kutemui anak yang lancang mencoreng nama orang tuanya dengan perbuatan yang tidak berdasar.

Bagaimana bisa seorang mantan perwira militer Indonesia, seperti Agus Harimurti Yudhoyono ini membuat penilaian yang tidak berdasar terhadap kepemimpinan RI saat ini.

Dia dengan gamblangnya mengkoar-koarkan bahwa infrastruktur yang dikerjakan presiden Jokowi banyak melanjutkan proyek SBY yang tahap pengerjaannya sudah 70-80%, dan 10%nya tinggal peresmiannya yang ditandai dengan gunting pita.

Lagi dan lagi, anak baru gede di dunia politik itu, tak terima dengan ketenggelaman nama untuk pilpres 2024 yang menimpanya, sehingga bukan prestasi yang dia bawa untuk disandingkan melainkan sensasi yang meracuni otak rakyat, lebih tepatnya membuat huru-hara agar rakyat semakin familiar dengan namanya di dunia politik.

Seperti yang dapat diamati setiap warganya, di era Jokowi ini banyak pembangunan infrastruktur yang digarap dimana-mana, terutama saat periode pertamanya menjabat menjadi presiden RI.

Akupun sampai heran sekaligus kagum dalam satu waktu, “katanya utang dan pengeluaran negara banyak, tapi kenapa pembangunan infrastruktur ada dimana-mana. Tapi, baguslah dengan pembangunan infrastruktur, fasilitas warga jadi semakin memadai, kesulitan juga menjadi berkurang”, pikirku saat itu.

Namun nyatanya, pikirku saat itu menjadi sebuah kritikan dari presiden keenam RI, SBY, beliau mengingatkan Jokowi yang kala itu baru duduk dalam jabatannya menjadi presiden RI, peringatan itu berbunyi agar mengurangi aktivitasnya dalam berbelanja infrastruktur.

Saat penelusuran semakin menunjukkan batang hidungnya, alasan di balik Jokowi saat itu melakukan pembangunan infrastruktur besar-besaran tak lain karena banyaknya proyek mangkrak yang ditinggalkan oleh SBY, seperti pembangunan tol, jembatan, hingga bandara.

Satu kasus besar yang kini masih belum menemukan solusi yang tepat, pembangunan proyek wisma atlet hambalang, tempat yang digadang-gadang menjadi tempat bergengsi untuk menampilkan kejuaraan dalam ajang olahraga tingkat internasional itu adalah salah satu proyek terbengkalai SBY.

Bahkan mangkraknya proyek hambalang itu penuh dengan kontroversial. Di tengah pembangunaanya KPK mengendus perbuatan korupsi yang menyeret banyak nama tokoh elit politik dari partai demokrat, salah satu nama yang terseret dalam korupsi itu ialah ketua umum partai demokrat sendiri, Anas Urbaningrum.

Proyek hambalang di era SBY kala itu menelan kerugian negara hingga ratusan milliar. Setelah terbengkalai lama, kini hambalang hanya menjadi bangunan kosong.

Banyak politikus berpendapat bahwa hambalang adalah penggambaran praktik korupsi besar yang terjadi di era SBY. Saat akan melanjutkan proyek itupun, proses hukum sedang berjalan, dan tentunya uang pembangunan sudah banyak dimakan oleh tikus-tikus berdasi biru.

Jadi bagian manakah letak “pemerintahan Jokowi tinggal gunting pita” yang digemakan AHY di rapat partainya?

Hei anak karbitan, yang seperti inikah yang kamu sebut sebagai “proyek SBY yang sudah digarap 70-80%”?

Bukan terimakasih atas tinggalan proyek dari SBY yang diucapkan oleh Jokowi, namun terima kasih kepada AHY telah membuka luka lama yang belum usai?. Ya, bukannya membanggakan kinerja pepomu justru malah menyerang balik ayahandamu, AHY.

Jika memang sudah tau akar permasalahannya, seharusnya AHYlah yang berterimakasih kepada Jokowi, berkat eks tukang kayu itu banyak proyek mangkrak di era SBY dapat terselesaikan dengan baik, sehingga tidak ada hambalang-hambalang selanjutnya yang mangkrak karena praktik korupsi yang mengelabuhinya.

Jadi kalo sudah seperti ini prestasi yang diagung-agungkan oleh AHY dalam biografinya yang berpendidikan tinggi dari sekolah bagus tingkat dunia, rasanya sia-sia, bahkan sampai lupa dengan etika dasar dalam berucap, yang tidak sesuai dengan faktanya.

Again and again, AHY menjadi bahan guyonan di seluruh penjuru kota di negara ini, bukan lagi mempermalukan orang tuanya namun juga partai yang dipimpinnya, yang sudah menorehkan luka dalam bagi dunia politik Indonesia.

Dari AHY dan arogansinya memberi pelajaran bagiku dan setiap warga negara Indonesia, bahwasanya setiap pemimpin tidak ada yang sempurna.

Ada yang perlu dikenang baiknya sekaligus menjadi cerita untuk generasi penerus bangsa nanti, dan ada yang perlu diingat sekaligus dijadikan pembelajaran bagi pemimpin selanjutnya agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Seperti SBY dan Jokowi yang sama-sama menjabat selama 2 periode, banyak langkah keduanya yang dikenang dan tersimpan di hati masyarakat Indonesia.

Seperti halnya SBY yang tanggap dalam penanganan bencana alam tsunami besar 2006 silam yang mengguncang Aceh kala itu. Dan Jokowi dengan keberhasilannya menghadapi permasalahan COVID 19 yang menyerang Indonesia dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini.

Semua istimewa dengan caranya masing-masing.

Dear AHY…, rakyat Indonesia bangga dengan setiap pemimpinnya, jangan kamu mencemari nama setiap pemimpin kami demi dirimu sendiri yang kalah pamor dengan tokoh elit politik lain, apalagi hanya ingin mencari suara untuk pilpres 2024 mendatang, it’s not cool, yeah.

Sumber : Status Facebook Nikmatul Sugiyarto

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed