Mungkin karena sering dikritik inkonsisten seperti di atas, Ibnu Utsaimin akhirnya berkata bahwa kedekatan Allah dengan orang sujud adalah kedekatan hakiki, tidak ditakwil dengan rahmat atau lainnya. Ingat, Allah dekat secara hakiki dengan semua orang sujud yang tersebar berada di mana-mana dan di waktu yang berbeda-beda
Loh.. Loh… Loh..? Apakah Ibnu Utsaimin sesat? Apakah selama ini semua ulama yang mentakwil yang sesat? Apakah artinya Allah di mana-mana? Apakah “hakiki” di sini sebenarnya adalah “hakiki” yang bukan hakiki? Biarlah kawan-kawan pendaku salafi yang bingung menjawabnya
Berikut ini SS pernyataan Mbah Ibnu Utsaimin dalam salah satu dialognya dengan murid setianya.
Sumber : Status Facebook Abdul Wahab Ahmad
Comment