by

Algail

Oleh : Sumanto Al Qurtuby

“Algail” adalah salah seorang pengusaha kaya-raya Saudi. Ia dan keluarganya merupakan pebisnis sukses yang bergerak di berbagai bidang. Memang tidak sepopuler grup pengusaha “Bin Laden” yang sudah lama malang-melintang di jagat bisnis. Meskipun seorang kaya-raya, penampilannya sederhana sekali, “mbarati” dan “ngoboi”.

Ia tidak memakai jubah yang menjuntai seperti para “Arab KW” dari Petamburan itu, melainkan bercelana jeans dan berkaos. Ia juga tidak berjenggot sama sekali. Saya perhatikan, sebulu pun nggak ada tuh barang. Dicukur klimis. Karena itu saat bertemu pertama kali diperkenalkan oleh seseorang, saya tidak percaya dan tidak menyangka kalau ia warga Saudi dan konglomerat lagi.

Pemikirannya juga sangat maju ke depan bukan sangat udik ke belakang. Ia bukan seorang figur kolot-konservatif yang anti perubahan. Tetapi seorang yang dinamis-progresif. Ia juga bukan sosok yang anti Syiah, bahkan banyak membantu memuluskan dan mencairkan hubungan Sunni-Syiah.

Ia menuturkan kepada saya kalau ia akan membangun sebuah perusahaan di “kawasan Syiah” di Saudi bagian timur yang mana karyawannya akan direkrut dari warga Syiah. Ia mengaku berteman dengan banyak warga Syiah sejak mahasiswa S-1 dulu. Memang di kampusku ini banyak sekali warga Syiah. Murid-muridku juga banyak yang Syiah. Tapi hubungan kami dan antar-murid juga normal-normal saja: makan bareng di kantin, guyon bareng.

Satu lagi, ia juga seorang filantropis yang gemar beramal dan menyumbang bikin apa saja (selain masjid) yang dianggapnya bermanfaat untuk kemanusiaan, intelektualitas, dan relasi antar-agama. Ia seperti Prince Al-Waleed bin Talal yang dikenal sebagai “Bill Gates”-nya Arab Saudi (dan dunia Arab pada umumnya).

Seperti Prince Al-Waleed yang gemar menyumbang untuk kemanusiaan dan hobi bikin lembaga-lembaga antar-agama, Algail juga sama. Ia gemar menyumbang untuk kajian-kajian akademik. Di antara kampus yang pernah disumbang dengan berjuta-juta dollar untuk kajian Islam dan relasi Muslim-non-Muslim oleh Prince Al-Waleed adalah Georgetown, Harvard, Cambridge, Edinburgh, dan masih banyak lagi.

Singkat cerita, setelah ngobrol ngalor-ngidul pembicaraan semakin gayeng penuh dengan canda-tawa karena ternyata ia alumnus dari kampus tempat sekarang saya mengajar. Ia kemudian bersemangat mengajak saya “tour” keliling Saudi untuk diperkenalkan dengan orang-orang top Saudi yang masih “berdarah” Indonesia salah satunya adalah Menteri Haji sekarang ini yang keturunan Banten yang juga alumnus kampusku ngajar sekarang. Bahkan jadwal sudah dipastikan untuk bertemu dengan beliau.

Tidak hanya itu saja, ia juga menawarkan kepada saya banyak hal untuk membantu riset-riset, publikasi, dan hal-ikhwal yang berkaitan dengan orang-orang Indonesia di Saudi, para alumni Saudi di Indonesia, hubungan Saudi-Indonesia, dlsb. Ia sangat menyayangkan tidak banyak studi-studi tentang kiprah orang-orang Indonesia dalam sejarah Saudi. Karena itu sepertinya ia mengharapkan saya untuk “memberesin” tugas ini (ge-er dikit gak apa-apa kan? he he). Tapi ya gak tahulah dipikir nanti saja: dalam otakku sekarang ini cuma pengin mudik di kampung ketemu simbok dan “Mas Jokowi” he he….** (ak)

Sumber : facebook Sumanto Al Qurtuby

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed