Oleh: Sigit Rahardjo
Kaum atau bangsa Yahudi dinilai identik sebagai bangsa yang cerdas. Anggapan itu didukung dengan munculnya ilmuwan terkemuka hingga penguasa teknologi yang banyak berasal dari Yahudi.
Mereka diantaranya Albert Einstein, Franz Kafka, hingga CEO facebook Mark Zuckerberg, tokoh penguasa teknologi lainnya yakni CEO Microsoft Steve Ballmer, Co-founder Google Sergey Brin, dan pendiri perusahaan komputer Dell, Michael Dell.
New York Time melaporkan Yahudi sebagai agama yang memiliki tradisi berbeda dari agama lain. Kepercayaan ini mendorong umatnya berdiskusi terkait isi Taurat, tidak hanya mengamati dan mematuhi kitab itu.
Ketika Romawi menguasai Yerusalem dan Mesir, Kaisar Caligula menerapkan kebijakan anti-Yahudi. Sigma tersebut terus berkembang sehingga menjadikan bangsa ini sebagai musuh bersama.
Penaklukan Romawi atas Yerusalem dan penghancuran Kuil, mengubah “Pusat Gravitasi” Yudaisme. Dari imamat atau kepemimpinan di Yerusalem menjadi komunitas rabi dan cendakiawan yang menyebar. Artinya dari yang mulanya di Kuil menjadi ruang belajar agama yang lebih luas.
Untuk menjamin tradisi ini terus berlangsung, setiap laki-laki bertugas membekali anaknya sejak dini dengan kemampuan membaca dan menulis.
Kemudian pada pertengahan Abad ke-7 atau sekitar 660 M, terjadi perjumpaan bersejarah antara orang Yahudi dan Islam. Mereka mendirikan kota-kota baru dan memperluas industri dan perdagangan. Gelombang pengeboman dan urbanisasi itu memicu peningkatan tenaga profesional dengan keterampilan intelektual.
Kemudian sekitar 750 M, Dinasti Umayyah runtuh dan diganti dengan Dinasti Abbasiyah. Mereka pindah ke kota-kota besar Kekhalifahan Abbasiyah, dan mulai fokus dalam berbagai profesi berbasis literasi dan pendidikan. Ini dianggap jauh lebih menguntungkan daripada bertani.
Kemudian pada Abad 1100-1200 M, memberi pinjaman uang menjadi pekerjaan khas Yahudi di Inggris, Prancis dan Jerman.
Orang-orang Yahudi juga memiliki sarana kelembagaan untuk menegakan kontrak terkait perputaran uang dan modal serta jaringan yang memungkinkan mereka berkomunikasi satu sama lain diantara sesama diaspora Yahudi.
(Sumber: Facebook)
Comment