Oleh : Zara Larsson
Tindakan bodoh rombongan baper Hambalang dengan mengultimatum perang terhadap Buzzer NKRI di medsos adalah jalan menuju karamnya sebuah partai yang identik dengan candi mangkrak nya. Bisa dipersentasian mereka yang hanya 7,7 persen atau sekitar 10 jutaan orang yang memilih Demokrat berhadapan dengan 80 jutaan orang lebih yang mendukung pamerintah sah saat ini.
Ini bukan soal cerita David melawan Goliath, tetapi ini cerita tentang partai yang dulu besar dan berkuasa kemudian mengecil akibat korupsi yang tidak bisa memegang amanah rakyatnya. Bisa dipastikan mereka rombongan para baperan Hambalang itu yang awal-awalnya dengan pongah mengajak perang terhadap Buzzer sekarang mereka jadi melempem kaya kerupuk dan bernarasi playing victim seolah para Buzzer membully partai mereka, padahal mereka lah yang memulai bullyan ngga mutu itu ke publik.
Tidak hanya sang Mantan, anak-anaknya, menantunya dan seluruh kader partai baperan beserta volunteernya atau seperti si tukang panci atau si kondom berigi berhalusinasi berbicara atas nama rakyat menyerang kebijakan pemerintah Jokowi yang sangat serius dalam mengatasi pandemi ini. Dengan stempel partai cap mangkrak di tambah lagi mereka yang nyinyir semata tanpa ada langkah kongkrit membantu rakyat Indonesia yang sedang susah ini menjadi blunder, hingga rakyat pun menjadi muak melihatnya, apalagi yang sok jagoan nantang Buzzer, ya habislah kalian. Itu gambaran sekaligus kritikan kepada partai logo The Mercy itu, jika sekiranya kalian menganggap Buzzer itu musuh sebaiknya kalian rangkul mereka jadi teman bersama.
Jadikan diri kalian sebagai Media darling yang bisa membuat rakyat ini simpati, bukan malah sebaliknya yang membuat partai kalian nyunsep sebelum waktunya_Jika sekiranya itu tidak dilakukan dan terus menyerang pamerintah ini tanpa ada solusi membantu maka tagar__ #TenggelamkanDemokrat akan jadi saksi sejarah ke”prihatian” bahwa jangan main-main dengan Buzzer_Salam NKRI
Comment