by

Kesedihan Sri Mulyani dan Basuki Hadimuljono

Oleh : Nikmatul Sugiyarto

I decided a few days ago,
There’s no room. Room for me in this show
I changed my make-up completely this time
Now I’m not one… one of the crowd,

So good-bye. Good-bye blind eyes
I’m gonna find me a cat’s eye
So Good-bye. Good-bye blind eyes
I know what I want to see

So good-bye. Good-bye blind eyes
I’m gonna find me a cat’s eye
Good-bye. Good-bye blind eyes
I know what I want to be.

Now I’m done playing the fool
And I’ve paid all my childhood dues,
I find the mountain much steeper to climb,
Now I’m not one… one of the crowd?

Lagu itu mengalun indah dalam pertemuan antara Menteri Keuangan Sri Mulayani dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Seperti pada umumnya suatu tembang itu dinyanyikan karena mewakili hai dan suasana yang kini terjadi.

Lagi galau lagunya sad, lagi bungah pun lagunya yang happy. Kali ini lagu yang didendangkan menteri keuangan yang kerap disapa Ani itu adalah lagu Cat eye, bergenre rock tapi menyayat hati. Pak Bas tak mau kalah mengiringi dengan pukulan drumnya.

Jujurly saya lebih setuju jika dua menteri itu yang disebut sebagai menteri terbaiknya Joko Widodo, daripada Prabowo Subianto. Karena Ibu Ani dan Pak Bas bekerja dengan baik dan tidak menyimpang pada urusan lain.

Lagu yang mereka kolaborasikan kemarin pun sebenarnya lebih dipakai untuk menggambarkan situasi keduanya hari ini. Ani dan Bas adalah dua dari beberapa menteri yang tidak ikut-ikutan mendukung Prabowo dalam kontestasi pilpres. Mengapa demikian? Karena keduanya tahu mana kubu yang benar, yang menggunakan jalan politik anti curang-curang club.

Apalagi kini nampak brutal, saat alat negara dikerahkan untuk memenangkan Prabowo-Gibran. ASN sekelas perangkat desa dikumpulkan dengan dalih sosialisasi, padahal acara deklarasi dukungan Prabowo-Gibran.

Lalu ada menteri yang diam-diam membentuk tim sukses, yang terliput dalam sebuah video. Kemudian juga ada menteri yang ikut berkoar-koar menangkan Prabowo-Gibran, di dalam pertemuan relawan mereka. Dan masih banyak lagi, dukungan itu terlontar tak kasat mata.

Ani dan Bas yang lebih tahu bagaimana situasi di dalam kabinet. Bahkan yang bersinggungan langsung adalah menteri keuangan dimana uang untuk bansos naik, diungkapkan dalam acara hajatan politik dan arah ekonomi.

Belum lagi yang terbaru bagaimana utang negara bertambah, demi dinaikkannya anggaran untuk pembelanjaan alutsista oleh menteri pertahanan. Bebeberapa waktu yang lalu dia sudah menyampaikan kegeliannya, dengan tawa kecil saat menyinggung belanja yang jarang disentuh yakni pesawat tempur bekas milik salah satu capres. Siapa yang dimaksud, kalian lebih dari paham.

Padahal biaya perawatannya tidak sedikit dan masa pemakaiannya tidak lebih dari 10 tahun. Beberapa tahun yang lalu peswat tipe mirage 2000-5 itu sudah ditawarkan ke Indonesia tapi ditolak karena berbagai alasan. Eh kok sekarang malah diangkut menhan.

Begitu pula dengan sikap Jokowi yang mulai semena-mena. Dulu kerap menyentil Prabowo karena sering menggunakan dana besar hingga membuat anggaran kemhan membengkak, sekarang justru menambahkan utang jelang hajatan politik yang perlu dana besar juga.

Coba kapan Prabowo mau membelanjakan alusista, wong dia saja disibukkan dengan masa kampanyenya? Ya kali belanja alutsistanya sambil berjabat tangan dengan warga yang dikunjunginya, kan tidak?

Kecuali seperti Pak Bas yang memang mendapat anggaran besar, karena infrastruktur memang hal utama yang digalakkan pemerintahan Jokowi. Sedangkan Menhan, mau borong alutsista apa gimana?

Kegalauan ibu Sri Mul ini sepertinya juga mendatangi Pak Bas, ketika dia bertemu dengan Ganjar Pranowo beberapa hari yang lalu. Pelukan hingga menitihkan air mata menjadi gambaran pilu kondisi saat ini.

Kondisinya sudah berbeda jauh, karena dua menteri itu yang paling banyak berinteraksi dengan Jokowi. Mereka tahu dan paham betul perubahan yang terjadi pada sosok Jokowi, entah itu dalam tindak-tanduknya ataupun dalam ucapannya.

Termasuk dalam berpolitik yang membuat Bu Sri Mul dan Pak Bas geleng kepala, karena lebih mengutamakan kepentingan kuasanya katimbang bangsa dan negara yang menjadi tanggungjawab presiden.

Ah sudahlah membahas kondisi yang sedang terjadi memang akan selalu menemukan kata bersambung, episodenya terus bertambah.

Entah apa yang coba mau diungkapkan Bu Sri Mul dan Pak Bas dalam duet mendendangkan lagu legend itu. Mungkin salah satunya seperti yang diungkapkan Pak Bas, lagunya sebagai pelipur lara agar Bu menteri tidak melulu memikirkan utang negara.

Tapi yang saya tangkap adalah sebuah sinyal tentang sikap teguh keduanya, tidak akan terbawa arus gerakan di sekitarnya yang mungkin toxic untuk mengelabuhi rakyat. Mereka bergandengan tangan akan mencari jalan sendiri. Walaupun bukan politisi, tapi dua menteri yang sudah bersahabat karib itu punya hak berpolitik dan akan digunakan dengan benar sesuai kerasionalan pikir dan keputusan dari hati nurani mereka.

Sumber : Status Facebook Nikmatul Sugiyarto

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed