sunardian wirodhono
Jan Ethes Merepotkan Mbah Waslu
“Hai, sedang apa, Mbah?”
“Kok manggilnya Mbah, toh?”
“Kan namanya Mbahwaslu?”
“Oh, oke. Gini Jan Ethes, lagi nyari namamu. Kok nggak ada dalam daftar timses kakekmu!”
“Untuk apa cari nama saya, Mbah?”
“Untuk dibuat laporan, bener nggak tudingan kamu ikut kampanye kakekmu.”
“Terus, laporan itu untuk apa, Mbah?”
“Untuk dilaporkan nanti..”
Hoax Hoex Tanda Tak Mampu
Bukan Politik Tapi Politikus Busuk
Mengadili Nalar
Orang kentut tidak salah. Duburnya juga tidak. Tetapi bau kentut akan menimbulkan masalah di antara kerumunan manusia, berkait tempat, waktu, suasana, dan bahkan cara. Karena itu sejak dari agama, orangtua, kekasih, siapapun yang tak ingin kehilangan muka, mengingatkan agar jangan kentut sembarang. Apalagi jika sekalian ampasnya.
Mengkapitalisasi Mat Dhani
Sebegitu dahsyatnyakah Matdhani? Sebagai musisi yang bergerak di jalur industri musik, ia orang yang sangat tahu momentum. Dan dengan Republik Cinta, ia tergolong musisi sukses, jika ukurannya adalah popularitas dan finansial. Ia waktu itu juga secara cerdik mensiasati turunnya industri rekaman dengan munculnya internet dan dunia digital. Ia masuk ke ringtone dan memainkan satu lagu untuk beberapa artisnya yang tergabung di Republik Cintanya.
Jin Membangun Infrastruktur
"Trans National Highway?" Jin membelalak. Matanya makin gede. "Jembatan yang menghubungkan pulau satu ke pulau lainnya? Ah becanda kamu. Bayangkan, berapa baja dibutuhkan. Bagaimana menanam kaki-kakinya ke dasar lautan? Belom lagi kalau dikerjakan orang-orangmu, kemudian cuma habis dikorup, terus mangkrak? Udah korupsi, nyalahin itu perbuatan jin-setan! Udah, ayo, permintaan lainnya aja!"
Golput, Golongan PUcet dan Imut
Memilih dan tidak memilih, atau memilih tak memilih, itu bebas dalam demokrasi. Cuma berkampanye untuk golput menurut saya norak. Apalagi kalau itu disuarakan oleh ormas atau LSM, karena mereka juga bagian yang ikut menyebabkan kenapa demokrasi tidak atau belum dipercaya, dalam konteks konstruksi civil society.