Intimidasi
Karakter Pemenang
Tapi dengan ketidak legowoan itu kita bisa menilai karakter mereka...
Kalo menang mereka bakal makin belagu... Tambah seenaknya... Bahkan pasti mereka bakal terus2an mengintimidasi pendukung 01... Kalah aja belagu apalagi menang...
Dikasih kalah main tuduh ga jelas... Teriak2 dicurangi... Menyebarkan fitnah dan hoax...
Bener2 kaum serba salah mereka mah...
Kubu Anti Ridwan Kamil Intimidasi Pemilih
Banyak program konyol memakan korban. Termasuk program guru ngaji kitab kuning untuk sekolah umum, sampai 8 bulan belum digaji. Hanya dia berhasil membuat citra positif di media.
Saya dengar dari info terpercaya, mantan bupati ini tidak punya rekening, sampai berangkat ke PBB tempo hari bawa duit berkoper - koper. Aktivitas keuangannya tidak akan terendus kpk.
Teroris
Para budak politik itu segera didorong tampil kedepan untuk menteror kelompok Jokowi yang toleran akan perbedaan. Buktinya, tidak ada gangguan ketika yang pakai kaos ganti presiden melintas. Mereka yang menteror itu akan dijadikan ikon jika jadi korban. Misalnya dikemplang pendukung Jokowi karena kelakuannya yang kurang ajar.
Belajar Hormati Seorang Ibu, Sebelum Ganti Presiden
Awas, Perempuan dan Anak-anak Jadi Sasaran Persekusi Kaum Intoleran
Polisi Evakuasi Anak Cipinang Korban Persekusi dari Rumahnya
Setelah Indrie Soraya dan Fierra Lovita, Giliran Anak 15 Tahun Diintimidasi
Teror vs Teror
Sampai saat ini bisa dibilang teror mereka berhasil. Pelaku teror dengan menggunakan agama berhasil memaksakan kehendak mereka dengan menggerakkan massa, melakukan tekanan atas nama umat.
Dampak dari keberhasilan teror mereka adalah ketakutan. Ketakutan ini mewabah di banyak lapisan masyarakat mulai dari rakyat kecil sampai pengusaha. Para pelaku teror ini berhasil membangun paradigma bahwa situasi akan kacau dan ekonomi akan terganggu jika tuntutan mereka tidak terpenuhi.
Pilkada DKI, Intimidasi dan Ali Syariati
Seorang kawan bercerita, bagaimana ada seorang bocah perempuan yang terus menangis meminta orang tuanya memindahkannya dari sekolah karena setiap hari kawan sekolahnya mengolok dengan sebutan " China kafir, Anak Ahok, gantung china". Atau bagaimana ketakutannya warga komplek perumahan dengan mayoritas Thionghoa saat membaca beragam Spanduk dan ujaran kebencian " Aksi bela Islam, Ganyang China atau Usir China Komunis". Sayatan luka peristiwa 98 masih berbekas basah dalam ingatan mereka, dan ujaran kebencian itu menjadi cuka yang kembali menoreh pedih.