humaniora
Bagaimana Bisa Sandiaga Dijadikan Ulama dan Kini Justru Ditanyakan Tentang Cara Dia Beragama
Apa yang saya tuliskan tidak ada urusannya dengan kampanye pemilu. Sebagai PNS saya tidak boleh tergabung dengan tim politik manapun, termasuk Jokowi-Ma’ruf. Apa yang saya sampaikan adalah keprihatinan sebagai umat Islam dan warga negara Indonesia yang tidak mau agama dan negaranya dirusak oleh orang-orang yang bermazhab kardus, yang wudhu dengan cara diobok-obok dari gayun
Jokowi dan Prabowo, Kenapa Yang Satunya Dianggap Mewakili Umat Islam Yang Satunya Anti Islam?
Bencana Dibilang Azab? Tidak Semudah Itu Ferguso
Begini Cara Membedakan Agama dan Simbol
Derrida juga menyatakan bahwa segala sesuatu yang hadir hanyalah bahasa yang terserak, meninggalkan remah-remah makna yang dilupakan dan disingkirkan, sehingga tugas kita adalah membongkar (dekonstruksi) bahasa tersebut. Akan tetapi, posmodernisme dianggap jatuh pada subjektivisme dan yang riil, yang benar, yang sejati, pada hakikatnya nihil – meski Derrida menyatakan kebenaran hanya tertunda.
Karena itu kita harus menengok prinsip wujud (ontologi) menurut al-Ghazali.
Catat: Islam Kaku Itu Tidak Laku
Jangan dikira kalau “Islam kaku” itu diterima secara luas dan suka-rela oleh mayarakat Arab dan Timur Tengah. Anda keliru besar kalau menganggap Arab Muslim menerima kehadiran “Islam kaku”. Seperti kaum Muslim di berbagai belahan dunia, kaum Muslim di “padang pasir” juga sebetulnya tidak suka dengan “Islam kaku”.
Matikan HP Di Dalam Pesawat
Kemenkeu Berduka Atas Insiden Pesawat Lion Air JT610
Islam Kaffah, Konsep yang Banyak Disalahtafsirkan
Jujur saja, pertanyaan itu cukup berat bagi saya. Saya harus menjawabnya dari perspektif keagamaan, juga psikologi agar saya bisa mendorong mahasiswa itu (dan juga yang lainnya) untuk mengambil sikap yang tidak terburu-buru mengikuti mereka. Membahas indikator Islam kaffah tentu saja akan sangat panjang dan lebar. Bahkan, mungkin bisa jadi menghasilkan buku. Akan tetapi, saya akan membahasnya dengan singkat dalam tulisan.