by

Zakir Naik, Ulama yang Tak Bisa Bahasa Arab

“Tapi ustadz-ustadz menyambut dia bak pahlawan lho? Jusuf Kala bahkan mengundangnya ke istana.” Ya karena mereka koplok. Kalau ulama betulan ya tak mungkin ikut koplok. Dan Jusuf Kalla itu bukan ulama. Ustadz televisi tentu ingin pasang muka, jaga langganan. Lagipula, mereka itu belum teruji keulamaannya.
 
“Eh, di Gontor kabarnya disambut hangat juga lho?”
 
Gontor? Jika itu benar, saya beri ilustrasi begini. Dulu di sekolah saya ada anak magang dari Gontor, cewek. Saat itu saya sudah jadi guru bantu, badal, serep. Jadi waktu saya santai ngerokok di kantor nunggu jam berikutnya, guru magang ini masuk nyari ustadz senior. Perkaranya sepele, waktu dia lagi ngajar kitab matan ketemu kata “aswaq” dan tak tahu artinya wak wak wak. Padahal itu bentuk jamak dari “suq” yang artinya pasar.
 
Jadi jangan seperti buih, koplok dan terombang-ambing gelombang pemujaan tukang jual retorika yang tak bisa Bahasa Arab. Namanya Zakir Naik. Sudah dibanned banyak negara, termasuk negaranya sendiri, India. Bodoh itu sederhana, retorika yang membuatnya ruwet.
 
 
Sumber; Facebook Kajitow Elkayeni

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed