by

Yusril dan Satu Juta Tandatangan

Oleh: Susy Haryawan

Pak Yusril yang menyatakan siap maju sebagai salah satu kandidat DKI-1 menyatakan diri telah mengantongi sejuta tanda tangan dari warga Jakarta. Meskipun beliau belum menyatakan pasti seratus persen sebagai salah satu pesaing Pak Ahok, namun perang urat syaraf telah ditabuh.

Benarkah angka sejuta tanda tangan itu? Pak Yusril mengatakan bahwa persiapannya telah setahun ini  untuk menjajaki pencalonan menjadi DKI-1 yang paling keras dengan mengatakan menantang head to head dengan jawara bertahan. Apa yang dikatakan ini hendak menyatakan levelnya setara dengan kekuatan Pak Ahok.

Semua yang selama ini telah digadang-gadanng, seperti Pak Lulung, Pak Kamil, Bu Risma, ataupun Pak Adyaksa, dan sebagainya tidak sebanding dengan beliau, paling tidak demikian yang saya tangkap. Dari mana angka sejuta? Hitung-hitungan di atas kertas, PBB di Jakarta hanya dipilih tidak sampai 100.000 suara. Tidak heran mereka tidak masuk dalam parlemen di DKI.

Secara nasionalpun, suara mereka hanya sekitar hampir dua juta, dan keberadaannya sama saja tidak masuk di dewan pusat. Tentu dari Jakarta saja tidak ada sepuluh persennya, karena secara nasional pun, yang terdiri atas 34 provinsi suaranya hanya segitu. Klaim tandatangan ini perlu dibuktikan lebih jauh. Kalau tidak boleh dikatakan berlebihan. Apalagi merujuk pileg di TPS Pak Yusril yang Cuma tiga suara, tentu saja makin meragukan sejuta tanda tangan ini.

Kedua, selama ini beliau sama sekali tidak melibatkan diri dalam perpolitikan, selain berbicara dalam kapasitas sebagai pribadi dan profesinya sebagai pengacara. Pengacara memang menang banyak berhadapan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat ataupun daerah. Juga beberapa kasus besar. Namun apakah itu memberikan jaminan ada tandatangan yang sejuta itu? Apalagi cenderung bukan prestasi yang membanggakan bagi rakyat kebanyakan. Kelihatannya patut dipertanyakan.

Ketiga, apakah nama besar beliau bisa menyabot suara parpol yang ada di Jakarta ini. Tentu sangat riskan adanya dua juta suara yang bukan pemilik parpol ada di Pak Ahok dan Pak Yusril, meskipun bisa saja dua juta itu orang atau simpatisan pparpol juga. Klaim Pak Ahok jauh lebih mudah diterima karena memang Teman Ahok telah bekerja keras sekian lama. Kinerja Pak Ahok langsung bersentuhan dengan rakyat, dan bisa diyakini banyak yang suka akan terobosannya. Lepas dari kontroversi ataupun penghalangan yang ada.

Keempat, apakah benar dan yakin sejuta itu pasti akan memilih beliau, di mana sejak lama sekali selalu menyatakan sebagai capres namun selalu saja tidak jadi karena memang tidak pernah mampu mendongkrak suaranya untuk menjual sehingga orang tertarik dan memilihnya.

Kelima, ada kelompok, atau parpol yang membesar-besarkan suara, ingat dulu kan model begini banyak dan sering kali hasilnya sebaliknya. Besar diklaim dan kecil dihasil. Hati-hati Pak Yusril dengan penggelembungan suara, janganlah nanti capres gak jadi cagub pun gagal, jika lolos makin baik Jakarta makin banyak jadi pilihan untuk memimpin lebih baik lagi. Sayangnya Pak Yusril hanya memakai batu loncatan dan bukan pengabdian. Salam Damai

(Sumber: Kompasiana)

 

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed