by

Ya, Aku Paham Syariat Islam

 

Ya aku paham syariat Islam, 
kutahu syariat ialah instruksi,
tentang hukum, untuk menempuh Jalan 
yang kausebut tarekat,
dan Islam dari kata Aram
damai sejahtera, lunas, sugeng rahayu!
Seperti kata Ibraninya sin, lam, mim, 
ditemukan dalam Perjanjian Lama 
maupun Perjanjian Baru, 
dalam bahasa Ibrani, Aram, Ge’etz,
Yunani, maupun Arab.

Ya aku paham syariat Islam 
yang kaumaknai fikih, segala jurisprudensi, 
maupun yang kaumaknai agama yang kauanut.
Mulai dari teks kitab suci, doktrin, teologi sampai liturgi
aku tidak mau kautipu lagi dengan klaim asli murnimu.
Kupaham aku hanya mewarisi dan memelihara,
kuterima itu dengan ikhlas hati,
hai diamlah dengan klaim asli murnimu,
hormatilah para leluhur Yahudi dan Nasrani
dalam sanad silsilah agamamu!

Ya aku paham syariat Islam 
dari halakha dan mitzvot Yahudi,
umat yang kaubenci 
tapi segala fikihnya kauwarisi dengan sukacita.
Mulai dari wudhu dan mandi junubmu, 
sampai salat berdiri, membungkuik, sujud dan 
menghapal al-Qur’anmu dengan bangganya.
Lima kali sehari salatmu 
dari tradisi Gereja Ortodoks, 
cara salatmu dari Daniel nabi Yahudi 
di negeri Persia: yang melihat yoga hatha 
orang-orang Hindu di sana.
Alfatihahmu rangkuman dari Mazmur, 
salat berjamaahmu dari minyan Yahudi,
juga jubah atau mukena salatmu.
Puasa Ramadhan-mu dari puasa Tevet
bani Israil sejak masa Zakaria nabi Yahudi
jauh sebelum Zakaria ayah Yahya,
apalagi diet religiusmu jelas-jelas
dari kitab Imamat 11. 
Puasa Muharram-mu dari Yom Kippur, 
tahun barumu dari rosh hasanah
dan bulan hajimu dari bulan ziarah le-12
bani Israil sejak dulu kala.

Ya aku paham syariat Islam 
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan tradisi agama gereja-gereja Timur.
Mulai dari zikir 33 kalimu,
zikir yang kaubilang mendekatkan diri pada Allah,
33 kali mewarisi ibubapa gereja-gereja di timur, 
tasbih dari rosario, dan rosario dari mala,
33 dewata dalam Sanata Dharma 
baik Hinduisme maupun Buddhisme, 
dan butir-butir rmala yang wangi 
dalam genggaman tangan.
Kemudian kau bersedekah, 
dari kata tzedaka, dari tzadik,
artinya orang yang benar,
dan bukalah Alquranmu sebelum membantahku
begitu juga zakat dan khumus-mu. 
dari perpuluhan dan pajak yang ditetapkan 
sejak dulu kala.

Ya aku paham syariat Islam 
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan tradisi agama gereja-gereja Timur.
Muhammad mengutip kembali 
teks-teks dari Alkitab kanon Gereja Assyiria
dan Gereja Oriental, membenarkannya
dan menjelaskannya kembali. 
Dan, kalian bertengkar 
mengejek gereja-gereja Barat,
begitulah orang buta menghina orang buta lainnya. 
ITULAH kitab, petunjuk bagi orang-orang bertakwa.
Kodenya ada pada muttaqa’at, 
supaya kaffah rukun imanmu pada kitab-kitab suci,
bukan malah kaulempar ke dalam sungai 
seperti tentara Tatar dan berdalil mereka tak lagi asli.
Alfurqan dalam Albaqarah 53-mu memintamu
membuka Taurat untuk membaca Kriteria
tentang intisari benar dan salah
tapi seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani bebal
kaujuga malah taklid buta pada petunjuk ulama-ulamamu.

Kau menghina para penganut Sanata Dharma 
dari India, tetapi kautak bisa melihat 
batu hajar aswad yang kaucium saat berhaji
ialah tradisi warisan leluhur Ibrahim 
yang mengambil linggayoni sebagai batu 
pusat peribadatan, perlambang kesatuan dualitas.

Kau mengejek para penganut Kristen 
karena memuja Yesus dalam yoga bakti mereka,
tetapi kau sendiri entah mengkultuskan 
Muhammad, ahlulbait, atau 
sekedar memuja nama Allah bukan hakikat-Nya.

Kau menistakan para penganut agama lokal 
yang Shamanisme memuja ruh-ruh,
tetapi kau sendiri menari memutar dalam lingkaran
tanpa segregasi saat bertawaf di Mekkah, 
menyangkal itu tradisi leluhur Ibrahim dari Shamanisme. 
Itulah Shiwa dan Parwati yang menari
dalam kesatuan dengan semesta, 
mengajarkannya pada si ikan Pasupati.
Itulah ritual agama berjamaah tertua di dunia!
Lebih baik menari bersama, 
daripada kehilangan kaki
karena berperang salib 
atau berjihad dengan bom bunuh diri.

Ya aku paham syariat Islam 
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan tradisi agama gereja-gereja Timur.
Kau tak ingin mendengar aku berkata jujur,
mengapa syariat agamamu:
menganjurkan bayi perempuan dilukai kemaluannya?
bagaimana kalau kemaluanmu saat ini dilukai demi Allah?
Mengapa kautak berpikir, mengapa dalam agamamu:
mewajibkan perempuan menikah dengan wali ayah,
paman, kakek, dari sebelah ayah atau saudara lelaki?
apakah perempuan tak punya hak atas dirinya sendiri?
mengapa perempuan dibeli dengan mahar, 
tunailah mas kawinnya?

Pikirkanlah dengan hati nuranimu,
dan rasakanlah dengan pikiranmu:
mengapa perempuan nilai kesaksiannya hanya separuh?
akalnya hanya separuh dari lelaki ya?
karena itu ia tidak pernah layak menjadi nabi?
karena itu kautegaskan, Gayatri, perempuan 
tak boleh menjadi imam dalam salat berjamaah 
atau dalam organisasi agama karena Allah
hanya mencipta perempuan untuk hamil, 
melahirkan, dan menyusui seperti hewan betina lainnya.
Begitulah wanita hanya mulia sebagai ibu saja.
Induk unggas! Hewan betina! 
Terimalah takdirmu, Gayatri!

Ya aku paham syariat Islam 
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan tradisi agama gereja-gereja Timur.
Kau tak ingin mendengar aku berkata jujur,
mengapa syariat agamamu:
menginginkan gaya busana tradisional 
di seluruh dunia supaya punah
demi menyesuaikan
aturan agar kami menutup rambut 
tanpa kelihatan bahkan menyelubungi 
seluruh wajah kami.
Allah-mu ini allah lokal di kuil-kuil badui Arab,
atau Allah Universal yang menciptakan 
jutaan suku bangsa di dunia 
dengan jutaan fesyen mereka?
Hukum warismu kaubilang universal,
yang mengimani Alquran haruslah menerimanya.
Di mana hati nurani dan akal budimu ketika ia
melecehkan bangsa-bangsa matriarkat,
dan bangsa-bangsa bilineal seperti etnisku.
Demi Muhammad, 
Allah-ku bukan allah lokal untuk bangsa patriarkat saja!
Kalau penentang Ali mengambil hak Fatimah putri Muhammad, 
dan dulu putri-putri Zelofehad mengadu pada Musa, 
aku mewarisi klan kedua belah pihak orangtuaku,
karena aku orang Jawa yang berterimakasih pada Dewi Siri.

Hukummu menyuruhku menunggu tiga bulan
setelah bercerai, kalau itu dulu aku bisa mengerti, 
tetapi pada masa kini? 
Jangankan dengan melakukan seks, 
atau membeli sperma Einstein di bank 
untuk melahirkan generasi cerdas, 
kami sudah bisa mengkloning anak dari tubuh kami sendiri.

Hukummu mengizinkan poligini, 
dan hanya poliandri kepada budak perempuan,
dan kau menghina bangsa-bangsa 
yang melakukan poliandri.
Betapa rasis dan seksisnya dirimu!

Ya aku paham syariat Islam 
dari halakha dan mitzvot Yahudi
dan tradisi agama gereja-gereja Timur.
Nama masjid dan bait salat dari 
orang Yahudi Oriental yang juga salat di masjid,
Nama Alquran dari bahasa Aram, 
Qusay leluhur Muhammad orang Yahudi, 
Begitu pun istri Abdul Muthalib yang melahirkan
Abdullah dan Abu Thalib, 
dan Muhammad membela Maria sebagaimana orang Kristen pada masanya.
Khadija dan Fatima ialah feminis seperti Maria dan ibunya Hannah, 
Demikian juga Zainab yang melihat kakaknya Husain dipenggal di Karbala, 
Dan Sukaina cucu Ali yang dihujat di mimbar-mibar Jumat,
Sukaina yang selamat dari Karbala, 
yang membuka kerudungnya, 
yang menentang dipoligini dan bernyanyi bersyair
di antara kerumunan para penyair penyanyi lelaki.
Kalau kaubilang perempuan tak boleh bekerja,
tak boleh bernyanyi, tak boleh membuka hijabnya,
bahkan tak boleh memimpin para pria, 
itulah syariat dari rabbi-rabbi dan pastor-pastor
patriarkis yang kauwarisi dengan bangganya!

Nama leluhur terbanyak yang disebut dalam Alquran
ialah Musa, kemudian Yesus dan Maria, Daud,
lalu Ibrahim juga Ishak dan Ismail serta Sulaiman. 
Semua nabi dari Alkitab terutama Alkitab kanon Oriental 
sejarah lisan Yahudi Oriental, ada dalam Alquran.
Muhammad berkata agamaku agama Ibrahim, 
bukan Islam, atau Kristen, atau Yahudi, 
dan semua nabi ialah setara. 
Lalu mengapa kau memuja Muhammad 
di atas yang lainnya?

Lima teks Alquran menyebut keutamaan Sabat,
sesuai ajaran Taurat juga Zabur dan Injil, 
bukan Jum’at apalagi Minggu.
Tetapi, aku tahu apa dalih dan penyangkalanmu!
Kalau kau mengira Trinitas yang Muhammad 
kritik ialah Trinitas orang Katholik atau sebagian Protestan,
terseret dakwah mantan-mantan Kristen Barat 
yang memeluk Islam, 
dan mengamini tafsir Yesus tidak disalib 
menjadi rukun iman ketujuhmu:
Aku berdoa semoga Allah memberimu hidayah
seperti ia membuka hati Umar yang fasih
membaca Taurat dan Zabur. 
Abu Sofian menyebut satu dari 631 Perintah Allah 
ketika menerima kekalahannya, 
Dari 631 Perintah mitzvot dirumuskan 
dan dari fatwa-fatwa para rabbi halakha ditetapkan,
begitulah asal muasal fikih 
sebelum empat imam mazhab fikih.
Poligini dibolehkan seperti halakha masa lalu, 
perceraian dikutuk mengikuti tradisi Kristen, 
lalu kalian semua berperang 
seperti bangsa-bangsa Yunani, Romawi,
dan Persia mendirikan kekaisaran digdaya.

Aku bukan Fatima Mernissi, 
bukan pula Ayaan Hirsi Ali, 
Shirin Ebadi atau Leila Ahmed. 
Aku hanya mengambil semangat Kartini.

Sungguh tak larat lagi aku menyebut diri Muslim 
meski kuterima gereja Muhammad dan Ali 
dengan segenap hati, berikut Alquran 
sebagai kanon bukan apokripa.
Gereja Muhammad dan Khadija, Fatimah dan Ali
yang tidak seksis kepada kaumku 
yang hamil, melahirkan dan menyusui
dan punya tempat di mimbar dan di depan
makmun lelaki maupun perempuan;
pun tak rasis terhadap etnisku Jawa,
sedikit Madura, banyak Cina, dan setetes
dari Persia, Arab dan Yahudi. 
Orang Jawa sejati tidak patriarkis sampai
Islam dan Kolonial Barat mengambil alih.
Pakaian kepala perempuan Jawa dan Cina juga Parsi
juga inspirasi dari Allah, 
bukan hanya hijab Arab dan tichel Yahudi.

Namaku Gayatri, itulah doa tertua semakna alfatihah, 
dan Wedotami, dari kitab karangan kakekku Suidira
adipati Mangkunegara yang mengkritik 
Muslim-muslim sontoloyo seperti engkau.
Dari ayahnya Muthari yang ikut merintis 
Muhammadiyah di desanya, 
pengikut para Sufi Qadiri dari sejak Sunan Ampel, 
juga orang-orang Cina yang membangun 
istana dan masjid Sumenep,
aku diperkenalkan tradisi Muhammadiyah dan NU
dari sekolah hingga dewasa.
Kakekku dari Sostrodarmojo,
dari Agul-agul Sultan Agung, 
mengajariku filsafat dan terekat Sosrokartono .
Dan dari Mertodisastro dari Hadiwijaya
yang ibunya gagah berani memimpin negeri 
warisan ayahnya,
kupelihara tradisi feminis yang kerap kaunista
liberal dan Barat.

Terserah kaumau menganggap
apa agamaku kini, 
Tapi aku paham syariat Islam 
dari halakha dan mitzvot Yahudi 
dan hukum gereja-gereja Timur,
juga dari teologi orang-orang Hindu dan Buddha, 
tarian melingkar dan menziarahi leluhur
dari orang-orang Shaman,
fesyen orang-orang Majusi yang indah rupawan,
dan patriarkisme orang-orang Yunani-Romawi. 
Kau bilang agamamu dan syariatmu
dari Muhammad seluruhnya, 
demikianlah klaimmu.
Syariat agamamu asli murni dari Allah, 
tetapi syariat agama yang lainnya buatan manusia,
hahahaha, di Petra mereka juga mengukir:
Kush adalah Allah-ku. Aku tak tahu lagi,
ini Allah atau sekedar nama saja yang kausembah?

Namun, tidaklah mungkin Allah-ku yang Universal,
Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan aku dan kau
merendahkan kaumku dan etnisku.
Demi Waktu, dan Ruang, dan Firman-Nya 
pada hujan dan salju, juga hud-hud dan sapi betina!
Aku berlindung dari kejahatan manusia dan jin
yang berbisik dan bersuara nyaring
memberhalakan agama dan segenap perangkatnya,
membiarkan Allah Yang Maha Esa
menjadi rasis dan seksis 
di mata dan hati manusia.

April 2-3 2018

 

(Sumber: Facebook Gayatri Muthari)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed