by

Waspadai Jurus Sapi Mabuk ala PKS

2. Bisa saja PKS memainkan strategi main di “2 kaki,” yang mana satu kakinya sebagai pengacau calon pemilih Jokowi yang “anti terhadap PKS”. Nah, ketika ini terjadi maka pemilih Jokowi yang “anti PKS” akan hengkang alias tidak mau memilih Jokowi pada pilpres 2019. (Suara Jokowi berkurang).

3. Harus diakui bahwa simpatisan Jokowi yang “anti PKS” itu memang ada, begitu juga sebaliknya. Saya sendiri berharap Jokowi dan partai koalisi bisa ambil pelajaran dari kekalahan Gus Ipul yang juga menurut analisis saya, sedikit banyak memamg dipengaruhi oleh suara dari kelompok “anti PKS” yang tidak mau pilih Gus Ipul karena didukung PKS dan Gerindra. Selain itu, menurut survei dari Charta Politika, simpatisan Gerindra dan PKS lebih memilih Khofifah dan Emil Dardak pada pilgub Jawa Timur 2018.

Nah, coba bayangkan jika Gerindra dan PKS ikut dukung Jokowi kemudian simpatisan kedua partai ini tidak memilih Jokowi alias lebih memilih calon lain, tentu saja suara Jokowi akan berkurang. Belum lagi ditambah jika simpatisan partai dan pendukung Jokowi yang “anti PKS” maupun Gerindra juga hengkang tidak memilih Jokowi, apa Jokowi gak rugi besar?

Strategi semacam ini harus dikalkulasi secara matang oleh tim koalisi Jokowi. Jangan sampai ada “udang dibalik batu” yang tujuannya hanya ingin untung sendiri dan menusuk Jokowi dan koalisi dari dalam. Strategi yang digunakan PKS ini bisa disebut “Jurus Sapi Mabuk”.

Mungkin bagi para elit politik hal ini dianggap tidak mungkin, tapi fakta dilapangan banyak simpatisan PKS dan Gerindra yang tidak mau terima sedikitpun prestasi Jokowi meskipun sudah dibeberkan secara gambalang. Ini menandakan ada kelompok “Anti Jokowi” dan ini bicara fakta tentang kondisi rakyat jelata di lapangan, bukan kondisi elit parpol di Senayan.

Ingat sudah ada satu partai munafik di tubuh pemerintah yang hingga sekrang dengan leluasa memainkan dua kakinya. Jangan sampai bertambah lagi partai munfik lainnya.

Kalau yang di Senayan mah ketawa-ketawa aja, lha yang paling ribut ini kan masyarakat awam yang belum melek soal politik. Apalagi kalau ketemu emak-emak yang fanatik, ribetnya mintak ampun bikin celana dalem naik turun.

Cc Presiden Joko Widodo
Dr.Moeldoko

 
Sumber : facebook Yusuf Muhammad

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed