by

Warung Makan, Toa dan Lupa

Oleh : Zen Zulkarnaen

Meski di sanasini misih saja terdengar berita norak tentang orang puasa yang marah karena ada warung bukak bahkan yang lebih gila lagi kemarahan karena mungkin merasa dicurangi bahwa dirinya sudah capekcapek rekoso ndak makan dan minum tapi kok ada orang lain yang enakenakan ndak puasa dan bisa dengan mudah makan dan minum karena warung yang pada bukak itu…ya lebih gilanya lagi di beberapa daerah kemarahan itu diambil alih oleh negara dengan menugaskan satpol PP untuk merazia secara sewenangwenang warung-warung makan itu

Dalam hal seperti itu alih alih menjaga dan melindungi kebebasan beragama , toleransi serta pluralisme negara justru secara jelas -bukan hanya menjadi sponsor- namun menjadi pelopor sikap intoleransi dan kesewenangwenangan yang sekaligus menghianati nilai-nilai konstitusi

Begitulah, ada beberapa kepala daerah yang mungkin sangat terinspirasi dan mengidolakan sepak terjang Ormas kekerasan yang paling bener sendiri seperti FPI dan lainnya sehingga merasa kudu berlomba-lomba menjadi polisi moral seolah sedang berlomba dalam kebaikan

Berita baiknya, hingga hari ketujuh Ramadan ini Alhamdulillah sejauh yang bisa kupantau kota Solo sungguh sangat tenang dan kondusif. Sejak puasa hari pertama banyak warung yang bukak seperti biasa dan pas aku survey ke warung-warung itu orang pada makan dengan nyaman, seolah tak ada ancaman. Ada yang berjilbab -banyak bahkan- tapi kan bisa jadi mereka sdg haid, menyusui, dalam perjalanan atau sakit atau ya mungkin memang lagi males puasa.

Dari banyak warung yang aku survey pada siang hari, hampir terlihat ketenangan beda dengan kemaren-kemaren yang seperti selalu was was kalok ada laskar sweeping.

Oh ya, hobiku survey warung siang hari itu jugak apa ya…hmmm anu…itu semacam mencari tantangan. Nek cuman laper haus tapi di depannya cuman ada karpet, buku atau lektop atau mbalah tidur hingga saat berbuka kok rasanya enteng banget ya…makanya aku lebih seneng duduk ditengah orang yg lagi makan-minum yg enak dan seger sambil tetep puasa…sungguh kalok cuman untuk bisa merasa nelangsa dan lalu berempati pada orang-orang yang selama ini ndak mampu beli makan tapi setiap saat dipameri outlet-outlet di mall dengan kaca transparan yang bisa diliyak dari luar, cara ini lumayan ampuh untuk bisa berempati.

Dan lagi, kalok kita puasa nih trus sekitar kita banyak tersedia makanan kan kemungkinan lupa trus nyomot makanan ato nyruput es buah kan lebih besar…dan lupa itu tidak membatalkan puasa….

Berita bagus lainnya adalah toa masjid di sekitarku, baik di lingkungan rumah maupun kantor tak lagi seperti Ramadan sebelunnya, tidak berisik, tidak berlebihan dengan volume yang misih bisa ditolerir.

Semoga ini awal sebuah kesadaran tentang relasi kehidupan bersama dan tidak terjebak pada kengototan membela toa, nanti mbalah bisabisa bikin Ormas Front Pembela Toa, bisa dapet dana dari pabrik toa karena sama saja membantu marketing produk mereka meski merasa sedang membela agama** (ak)

Sumber : facebook Zen Zulkarnaen

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed