by

Wakil Tuhan Di Dunia

Penghormatan pada Tuhan dilakukan juga dengan perantara simbol dan teks. Doa, ritual, lagu, ayat, tanda salib, dll semuanya bergerak dalam wilayah simbol. Simbol yang menurut manusia akan menuju pada eksistensi Tuhan. Tuhan hadir dalam pikiran manusia dengan perantaraan symbol. Relijiusitas adalah hasil dari pemaknaan terhadap simbol-simbol yang diyakini manusia mampu melahirkan sensasi relijius. Orang terharu karena mendengar lagu indah, membaca syair-syair indah, dan sejenisnya adalah perkara operasi simbol-pemaknaan relijius.

Penghinaan juga terjadi pada wilayah simbolik. Penolakan tanda-tanda yang dianggap suci, perusakan rumah ibadah, dan seterusnya, semuanya terjadi pada wilayah simbol. Simbol dirusak karena simbol memiliki signifikasi pada keimanan manusia pemeluk kepercayaan tertentu. Jadi jika simbol agamamu dirusak, harusnya enteng saja. Lakukan demistifikasi atau pemaknaan ulang terhadap simbol itu. Selesai urusan di kepalamu.

Jadi ini perkara semiotik? Tentu saja! Yang dipuja dan dihina adalah simbol. Orang bisa meledek orang lain yang menyembah patung. Tetapi si peledek lupa bahwa dia juga mangagungkan simbol-simbol yang setara dengan patung. Jadi siapakah Tuhan jika manusia tidak mengenal simbol? Gusti Allah iku tan kinaya apa, kata orang Jawa. Tuhan itu tidak bisa diibaratkan dengan apa saja. Selama bentuknya simbol, itu adalah urusan kepalamu dan kepala sesamamu sendiri.

Sumber : Status Facebook Redemptus Kristiawan

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed