by

Virus Pragmatisme Kursi dan Cuan

Kita civil society yang harus bersuara keras untuk menyelamatkan negeri ini. Tidak ada pilihan. Saat semua orang hanya fokus mengamankan kepentingan mereka sendiri, anaknya, menantunya, istrinya, rekeningnya …. semua harapan kita akan sia-sia.
Intolerasi, radikalisme, terorisme mungkin hanyalah alat, sarana dan strategi yang dipakai mereka untuk meraih dukungan suara. Karena mereka tahu betapa mudahnya sebagian rakyat diberikan janji surga dan begitu mudah dipengaruhi oleh tindakan sesaat. Sebagai contoh, pencopotan baliho oleh prajurit Kodam Jaya. Bagaimana kelanjutannya? Pelaku penghinaan terhadap institusi TNI dan Polri serta yang mengancam penggal kepala masih belum tersentuh. Suara TNI juga tidak solid, begitu juga suara Polri. Mereka begitu mudah berubah. Lalu kelanjutannya apa? Kuncinya adalah ketegasan pemangku politik negara yaitu Presiden harus bersikap tegas dan keras. Kalau tidak semua akan berlalu tanpa makna.
Lalu apa kabar dana penanganan pandemi Covid-19 yang berjumlah ratusan trilyun. Sudahkan BPK, BPKP dan KPK melakukan audit? Kita jangan terpukau dengan aksi KPK menangkap menteri yang hanya korupsi sekitar Rp 10 milyar. Bagaimana monitoring penggunaan dana Covid-19 di DKI Jakarta yang berjumlah hampir Rp 5 trilyun? Sudah diauditkah? Sudah tepat manfaatkah? Bagaimana dengan dana Formula E yang berjumlah Rp 560 milyar, apa kabarnya?
Lalu tahukah kita ada seorang Gubernur membeli dua buah kavling rumah super mewah di Lebak Bulus Jakarta Selatan? Pakai uang siapa? Berapa gaji Gubernur sehingga bisa beli rumah ratusan milyar?
Kemana KPK?
Negeri ini tidak sedang baik-baik saja. Negeri sedang dijadikan bancakan kaum maling. Rakyat tidak berbuat apa-apa. Dan rakyat juga sering terbuai dengan berbagai pencitraan. Kita sering terbuai dengan kesederhanaan dan kepolosan, padahal semua itu hanya pencitraan. Personal branding untuk dapat simpati.
Perilaku sebagian besar pejabat negara berbanding terbalik dengan Pil KB.
Pil KB, kalau LUPA pasti JADI
Pejabat Negara, kalau JADI pasti LUPA
Itulah realita negeri kita…mau diapa
Salam SATU Indonesia
 
(Sumber: Facebook Rudi S Kamri)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed