by

Umat Kristen Jumatan di Bahrain

 

Suatu saat, saya dan kolegaku mengunjungi sebuah gereja bernama “Sacred Heart Church” atau “Kanisah al-Qalb al-Muqaddas” di Bahrain yang kebetulan bertepatan dengan hari Jumat. Saya lihat ada banyak sekali umat Kristen dari berbagai negara yang berada di gereja itu untuk silih berganti mengadakan kebaktian.

Kami sempat ngobrol dengan beberapa pendeta dan petugas. Menurut mereka, kebaktian memang dilakukan silih berganti karena memakai bahasa yang berbeda-beda sesuai dengan jemaat Kristen. Kalau jemaat Kristen Arab, maka kebaktian dan khutbah memakai Bahasa Arab; kalau India pakai Bahasa Hindi, Pakistan pakai Bahasa Urdu, Filipina pakai Bahasa Tagalog , begitu seterusnya.

Bahrain, yang jarak tempuhnya dari tempatku tinggal cuma sejaman pakai jalur darat, adalah satu kawasan di Arab Teluk dengan populasi non-Muslim yang cukup banyak (sekitar 30% dari total jumlah penduduk di Sensus 2010). Umat Kristen di Bahrain bukan hanya kaum migran non-Arab tetapi juga umat Kristen Arab, baik yang berpenduduk Bahrain maupun dari kawasan Arab lainnya di Timur Tengah.

Mungkin karena populasi ekspat dan kaum non-Muslim yang cukup banyak itulah kenapa aturan hukum cukup fleksibel. Di Bahrain juga ada kawasan khusus bule. Meskipun secara formal, negara memberlakukan Syariat Islam tetapi praktiknya cukup longgar.

Anda bisa dengan mudah mendapatkan aneka jenis minuman keras disini. Mungkin hanya minuman keras jenis cong yang, sopi, tuak cap jenggot, atau minuman keras cap tikus saja yang susah didapat disini. Selebihnya gampang sekali segampang menemukan Mamat-Mimin di Jakarta.

Kolegaku yang hampir tiap Minggu ke Bahrain juga mengatakan ada tempat-tempat khusus untuk menikmati B2 alias babi sate, huling, rica-rica apapun namanya. Bukan hanya itu saja, klub-klub malam ala Jakarta atau Los Angeles yang lengkap dengan hiburan apem-apem bohai juga bertebaran disini.

Karena banyak hiburan di Bahrain, maka jangan heran kalau setiap weekend jalan raya menuju Bahrain dari Saudi ramai sekali. Orang-orang ingin menikmati aneka hiburan mulai nonton bioskop dan “klebing” sampai ngebir, mbabi dan ngapem kalau mau.

Prinsip pemerintah Bahrain: “Yang penting ente diem, nikmati saja, nggak usah rewel dan banyak bacot. Aman deh”.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed