by

Ulama Istana

Ternyata untuk menjadi Qadhi, tidak boleh ulama kelas junior, apalagi abal-abal. Harus ulama yang paling tinggi keilmuannya.
Tapi sayangnya dalam pelajaran sejarah Islam, amat jarang dituliskan siapa saja para Qadhi yang sekaligus ulama. Lalu apa saja peran dan prestasi mereka.
Kebanyakan konten sejarah seputar perpolitikan dan perebutan kekuasaan dari satu dinasti ke dinasti lain. Kita punya banyak ‘pahlawan perang’ muslim yang difilmkan.
Makanya banyak anak-anak kita yang terobsesi dengan peperangan. Bawaannya pengen perang melulu. Seakan sejarah Islam itu isinya cuma perang melulu.
Mana cerita tentang keadilan Islam? Susah kita mendapatkan sosoknya. Padahal para Qadhi itu bertabur di semua pusat kekuasaan dan istana.
Sayangnya buku dan kisah terkait Qadhi yang adil dan berprestasi, jarang-jarang ada yang menulis. Kalau pun ada hakim adil yang difilmkan, paling Judge Bao. Itu orang mana lagi.
Maka saya terbetik untuk mengangkat kisah dan peran para Qadhi dalam peranan mereka memimpin syariat Islam. Banyak yang tidak kenal, karena tidak populer dan tidak ada yang mempopulerkan.
Tapi sebelum isi ceritanya, secara ilmu fiqihnya pun banyak yang tidak tahu juga peran strategis seorang Qadhi.
Padahal tidak ada ceritanya hukum Islam bisa tegak tanpa adanya Qadhi. Dalam sejarah biasanya para Khalifah justru tidak paham bagaimana menjalankan hukum Islam.
Ya iya lah. Karena mereka bukan ulama. Sedangkan hukum Islam itu domainnya para ulama. Lebih khusus lagi, domainnya para Qadhi.
Qadhi?
Makhluk apaan tuh?
Bacalah buku ini. Btw ini bukan copywriting, bukan promosi dan juga bukan jualan. Ini buku pdf free gratis silahkan didownload. Isinya 100% ilmu fiqih murni. Dan anda tidak usah bayar apa+apa.
Sumber : Status Facebook Ahmad Sarwat

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed