by

Toleransi dan Sikap Proporsional Menyikapi Terorisme

Buat secuil Muslim yang mengatakan ini, saya tegaskan Anda tidak sedang berjiwa besar, Anda hanya tidak paham agama sendiri. Anda bukan bagian dari solusi intoleransi, Anda hanya membuka kran kesalahpahaman terhadap penganut agama lain. Itu bisa menjadi sebab penghambat toleransi. Posisi Anda sama dengan otak Muslim radikal yang sering Anda kritik.

Buat segelintir non Muslim, saya ingin katakan teroris ada di semua pemeluk agama. Teroris dan kelompok radikal ada di kalangan pemeluk lslam, Buddha, Hindu. Begitu juga di Kristen ada, saya pernah ngobrol menanyakan soal ini ke Sidney Jones, pengamat terorisme internasional, dia pegang data itu.

Terorisme dan radikalisme tidak melulu muncul dari dogma agama tapi juga ketidakadilan, masalah sosial, permainan politik global seperti kebijakan luar negeri AS yg diskriminatif. Itu lah salah satu kesimpulan dari penelitian tentang terorisme yg saya dan kolega lakukan tahun kemarin. Kita semua tersakiti dengan akibat terorisme tapi kita perlu kejernihan soal ini, komprehensif, tidak menembak dan prejudice membabi buta.

Toleransi terbaik itu adalah dua Muslim berbeda aliran atau dua Insan beda agama yang sama-sama paham agamanya, dan oleh karenanya kesadaran untuk saling menghormati sesama makhluk Tuhan tumbuh dengan tulus, murni tanpa pretensi lain. Bukan dua Insan beragama yang saling menjelekkan agama lain atau bahkan menyalahkan agamanya sendiri. Inilah toleransi rapuh yang dibangun oleh antar pemeluk agama yang bisa jadi sebenarnya agama bukanlah pegangan utamanya.

Saya bersyukur memiliki teman-teman luar biasa baik Muslim atau non Muslim yang tetap jernih, proporsional memahami terorisme. Anda adalah truly friends in fighting crimes against humanity. Terorisme adalah kejahatan kemanusiaan, ia adalah musuhku, musuhmu, musuh kita bersama.

Sumber : Status Facebook Mahbub Hefdzil Akbar

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed