by

Titik Nol

Tidak, kata Sharon tegas. Itu nyata-nyata sudah dicampakkan Yesus. Di sana Dia meniadakan dirinya. Di sana berselenggara samadi purna. Di sana Yesus menarik garis tegas antara semua yang kau damba dan apa yang sesungguhnya adalah kamu. Di sana mesin-mesin pemasaran kehilangan daya. Di Golgota Yesus mencampakkan dualitas menang-kalah.

Kebangkitan adalah vision, kata Bart Ehrman. Itu lahir dari titik nol. Sebab tak ada kemungkinan lain dari titik nol kecuali pertumbuhan.

Berbeda dengan teologi Luther yang mengatakan Salib sebagai teologi Kristen, Muna menyatakan bahwa Sabda adalah teologi kita. Salib menyediakan sudut pamungkas kepada kita untuk menengok kembali Sang Sabda.

Sabda menuntas di kayu salib. Tidak ada jin kafir di dalamnya. Tak juga ada puji-puja. Salib bukan kemegahan. Salib bukan aklamasi. Salib adalah titik nol, tempat ke mana kamu pulang. Salib adalah kelahiran kembali. Bahwa salib digunakan untuk mengusir roh jahat, itu urusan para dukun.

Salib adalah “Pada mulanya”. Hidupmu dimulai dari titik nol. Kalau kamu merasa bahwa kamu harus menang terhadap seorang ustadz, ingatlah selalu: Yesus menolaknya.

Kamu tak harus menang. Sebab dualitas menang-kalah kehilangan daya pukau di atas salib.

Dari salib, Sabda mekar. Itulah jin sebenar.

Sumber : Status Facebook Sahat Siagian

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed