by

TGB Dan Tagar Ganti Sempak

Perkara aqidah itu relatif hitam putih, tidak ada banyak kelenturan disana. Sedangkan politik itu perkara yang abu-abu, diselingi dengan warna-warninya, kadang diselingin dengan pragmatisme, koalisi yang amat cair, disana tegang, disini senang, atau sebaliknya. Tidak sepantasnya menghukumi perkara pilihan politik seperti ini dengan jotosan, “Jangan gadaikan Aqidahmu”. Ini tentu sangat berlebihan, dan hanya kaum takfiri, kaum yang mudah mengkafirkan orang, yang melakukannya. Apalagi ini konteksnya TGB dan Abu Gibran aka Jokowi, keduanya muslim.

Hal ini juga terjadi pada group Facebook #2019GantiPresiden. Orang yang mau join harus bersumpah dengan nama Allah, bersyahadat. Perilaku bodoh mencampurkan antara perkara aqidah dan muamalah seperti ini sangat patut disesalkan.

Sayangnya, perilaku sesat dan bathil seperti ini tampak seperti didiamkan saja oleh beberapa aktivis dakwah yang kebetulan berkubu/berpartai. Amar ma’ruf nahi munkar mereka mendadak senyap karena kalah oleh kedengkian. Kursi jabatan dan egoisme kelompok (ashobiyyah) nampaknya sudah menjadi titik fokus “perjuangan” mereka, bukan lagi dakwah, bukan lagi kebenaran.

TGB, yang sabar, belajarlah kepada Kang Emil yang sudah duluan berpengalaman.

Sumber : Status Facebook Muhammad Jawy dengan judul Ketika Ajaran Takfiri Menyusup

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed