by

Terkena Covid 19

Rasulullah juga menganjurkan untuk isolasi antara yang sedang sakit dengan yang sehat agar penyakit yang dialaminya tidak menular kepada yang lain. Hal ini sebagaimana hadis: “Janganlah yang sakit dicampur-baurkan dengan yang sehat.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Dengan demikian, penyebaran wabah penyakit menular dapat dicegah dan diminimalisir.

Aktivitas inilah yang sekarang dikenal dengan social distance, yakni suatu pembatasan untuk memutus rantai penyebaran wabah Covid-19. Caranya adalah jauhi kerumunan, jaga jarak, dan di rumah saja. Kegiatan social distance tak hanya dalam muamalah seperti pendidikan, ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, pemerintahan, dan sebagainya yang langsung berhubungan dengan sesama manusia, tetapi juga dalam ibadah.

Dengan demikian, shalat berjamaah di masjid boleh diganti dengan salat di rumah. Shalat Jumat pun boleh diganti dengan salat Zhuhur di rumah guna menghindari wabah penyakit. Inilah yang kemudian dalam hadis yang dijadikan kaidah fikih, yakni la dharara wala dhirar; ‘tidak boleh berbuat mudarat dan hal yang menimbulkan mudarat’ (HR Ibn Majah dan Ahmad ibn Hanbal dari Abdullah ibn ‘Abbas), dijadikan pedoman untuk menghindari mudarat yang lebih besar.

Hadits ini lah saya tidak serius amalkan dan kerjakan. Walau sudah baca berulang ulang. Padahal disini jelas dan terang bagaimana Rasulullah menjelaskan dan berikan nasihat.

Kesimpulannya. Bahwa apa yang saya alami ini adalah ujian dan pelajaran berharga yang perlu saya berbagi kepada saudara saudaraku.

Yang namanya New Normal bukanlah sesuatu yang kita jalani dengan kebebasan tanpa ikut aturan. Tapi sebuah situasi baru yang kita benar benar harus ikuti dan jaga agar tubuh bisa menghadapi wabah.

Kebiasaan mengusap muka, memasukkan jari ke hidung dan mulut, menggosok gosok mata adalah satu kebiasaan yang sangat berpotensi sebagai pengantar virus kedalam tubuh. Apalagi dalam kondisi tidak cuci tangan sebelumnya.

Mari saudara ku, patuhilah protap pencegahan covid19. Jangan nekat untuk mencoba menikmati wabah ini. Karena kondisi daya tahan kita tidak sama. Jika kita kena, akan ada beberapa orang yang dekat juga beresiko kena. Saya sudah membuat empat orang terkena wabah ini. Tanpa tahu kapan dan dimana virus ini masuk ketubuh mereka. Saya merasa sedih dan menyesal. Gara-gara kelalaian saya orang lain dan orang terdekat saya ikut merasakan akibatnya.

Semoga Allah angkat virus ini dari tubuh saya dan orang orang yang sedang mengalaminya dan tidak meninggalkan sedikitpun. Aamiin.

Mohon maaf mungkin tulisan ini mengganggu kenyaman dan ketenangan saudaraku.

Beliau Pimpinan Travel Muhibbah Pekanbaru Riau, berbagi kewaspadaan kepada kita semua.
Semoga beliau lekas pulih kembali.

Sumber : Status Facebook Suryadi Temala Sip

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed