by

Terima Mahar Rp 1 T, PAN dan PKS Membisu

Negara ini didirikan untuk mensejahterakan rakyatnya sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 45. Namun jika cara meraihnya dilakukan dengan cara-cara kotor, semestinya itu masuk dalam pidana yang berat. KPK, Polri, Kejaksaan tidak boleh diam, mereka harus mendalami informasi ini dan jika hasilnya sudah diperoleh KPU berhak memberi sanksi. Baik kepada pemberi mahar maupun parpol secara institusi mestinya dilarang ikut Pemilu.

Masyarakat luas harus diberitahu mengenai hal ini. Kedua partai itu memang sarang orang-orang yang selalu nyinyir pada pemerintahan. Mereka tidak pernah memberi kritik yang proporsional dan bukan berbasis pada like and dislike. Silahkan cek pimpinan Partai Gerindra, PAN dan PKS. Komentar-komentar di media massa baik cetak maupun elektronik dilontarkan sebatas menjatuhkan pemerintah bukan membangun iklim komunikasi maupun peradaban politik yang adiluhung.

Ketiga partai ini tidak sedang bekerja untuk membenahi, menata apalagi membangun bangsa dengan baik. Motivasi mereka merebut kepemimpinan Negara ya hanya untuk kepentingan mereka sendiri. Mau bukti? Lihat bagaimana cara mereka mengelola DKI, ibu kota Negara yang kini dipimpin orang yang diusung ketiga partai tersebut. Jangankan lebih baik, bertahan dengan apa yang sudah dibangun saja tidak. Kondisinya saat ini malah jauh lebih mengenaskan. Premanisme meningkat, pajak tidak dikelola dengan baik, program-program tidak membantu masyarakat miskin dan lainnya. Alokasi penerima KJP makin sedikit dan jumlah yang diterima berkurang drastis. Program Ok OC yang katanya akan membantu wirausaha kecil, prakteknya nol. Apalagi mimpi merealisasikan rumah DP 0 rupiah, berhenti total.

Yakin anda ingin Indonesia lebih maju? Jangan pilih wakil-wakil rakyat yang berasal dari Gerindra, PKS maupun PAN. Apalagi memilih capres yang diajukan mereka. Lihat saja, Prabowo gagal menjadi Presiden di 2004 karena kalah di konvensi Partai Golkar, 2009 gagal menjadi Wapres dalam Pilpres, 2014 gagal menjadi Presiden dikalahkan Jokowi JK. Dalam karirnya juga diberhentikan saat menjabat Pangkostrad karena kasus penculikan aktivis. Pun demikian dalam kehidupan rumah tangganya, kandas dan hingga saat ini hidup sendiri. Mau Negara kita gagal?

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed