by

Tentang Salib Dipotong

Belum lagi ketika akan dilakukan doa arwah dirumah keluarga bersangkutan kemudian dilarang. Penulis makin tidak mengerti mengapa hal-hal begini menjadi sangat rumit dan terkesan banyak hal yang kemudian menjadi masalah?

Tidak sadarkah kita sebagai muslim, dalam sehari setidaknya ada 5 kali adzan dan 5 kali iqamah yang mayoritas disuarakan melalui toa masjid. Bahkan dibeberapa kawasan, suara itu sangat keras. Padahal itu masjid perumahan yang penghuninya mayoritas bukan muslim. Apakah begitu kita mendengar doa arwah yang mereka lantunkan kita jadi berpindah agama? Atau kita kesurupan? Bahkan otomatis kafir? Serendah itukah keimanan atau murtad dalam Islam? Tidakkah kita belajar bagaimana kasih, cinta, kepedulian, menghormati sangat-sangat diajarkan dalam Islam? Keimanan kita diukur atau dinilai oleh Allah SWT dari hati dan perilaku kita menyebarkan kasih sayang. Salah satu indikator yang dijadikan patokan apakah kita memahami Islam dengan baik atau tidak, orang lain merasakan kemanfaatan kita.

Wahai seluruh muslim di nusantara. Kita di Negara ini adalah mayoritas, tunjukkan bahwa Islam itu melindungi dan memberi kasih sayang. Perlakukan mereka yang berbeda denganmu secara baik. Tunjukkan bahwa Islam itu benar-benar agama yang melindungi dan memberi manfaat. Kalau urusan makam saja begitu, bagaimana urusan lainnya?

 

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed