by

Tentang Buku “How To” UAS

Itulah saya pikir yang terjadi pada fenomena Ustadz Abdul Shomad beberapa waktu terakhir. Ia menterjemahkan dan menuliskan ulang buku berjudul “Saat Rumah Tangga di Ambang Kehancuran – 25 Penyebab Perusak Rumah Tangga”. Semestinya, sebagai penterjemah ia bisa sangat mengerti akar masalah kerusakan rumah tangga. Tapi apa daya, ia lebih memilih menyerah untuk menceraikan istrinya. Tentu tidak penting apa penyebabnya. Dalam perceraian: kekalahan adalah kekalahan dan semua tentu saja ada pada pihak yang salah dan kalah. Tak ada pemenang! Disinilah buku tetaplah sebuah buku, ia adalah kertas yang diatasnya tertuliskan tinta tercetak. Ia bisa berharga tinggi, pun hanya jatuh sekedar sampah! Dalam kacamata saya sebagai orang Jawa, pilihan angka 25 ini saja sudah aneh! Duapuluh lima dalam bahasa Jawa disebut selawe. Selawe itu memiliki makna filosofi “seneng-senenge lanang lan wedok” (puncak asmaranya laki-laki dan perempuan). Artinya logika selawe mustinya maknanya harus positif, dan bukan sebaliknya. Tentu saja, UAS bukan orang Jawa dan saya tentu akan makin malu kalau iya. Di tengah banyak orang Jawa yang makin hilang ke-Jawa-annya dan malah malu terlahir sebagai orang Jawa. Sehingga tega menghapus asal-usul dan identitas masa lalu-nya. Buku di atas adalah bukti bahwa ia bukanlah pemikir, ia sembrono bahkan hanya sekedar menterjemahkan buku untuk diterbitkan. Jika ada yang memuja dan mengidolakannya, hanya satu kata: kasihan deh lu!

Saya pikir kesimpulan saya hanya satu, sebagaimana watak buku “how to”. Ia terjebak dalam keinginan menasehati, memberi tahu dan mengajari orang lain. Ia lupa bagaimana apa yang ia tuliskan ia berlakukan sendiri pada dirinya sendiri. Pada orang2 terdekat di sekitarnya. Ia mengingatkan saya pada sosok Mario Teguh dalam bentuk lain. Seolah merasa besar dan hebat ketika memberi nasehat, tapi lupa menasehati diri sendiri….

Pesan moralnya: berhati2lah menulis, bijaksanalah dalam keinginan menasehati. Di sini pilihannya adalah diam sebagai dasar watak emas. Sebaliknya adalah watak tong kosong yang nyaring bunyinya. Atau watak air beriak yang tandanya pasti tak dalam….

Sumber : Status Facebook Andi Setiono Mangoenprasodjo

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed