Oleh : Erta Priadi Wirawijaya
Negara ini masih jauh tertinggal di bidang kesehatan. Bicara alkes, paling sederhana saja seperti EKG banyak puskemas atau klinik belum punya. Padahal ini penting sekali untuk menapis kemungkinan serangan jantung. Sering sekali saya menemukan pasien mengeluh nyeri ulu hati, punya faktor risiko penyakit jantung, datang ke klinik atau puskesmas, tidak diperiksa EKG (karena ga ada) lantas dipulangkan karena dianggap sakit maag.
Eh besoknya dibawa ke IGD kondisi tidak sadar, tidak lama meninggal dunia karena serangan jantung yang ngga ketahuan. Itu baru soal EKG belum lagi kalau bicara soal alat yang lebih mahal dan kompleks seperti mesin USG, CT Scan, MRI, dll. Jumlahnya untuk negara sebesar Indonesia masih jauh dari cukup. Nah bicara mesin Echo yang tadi pagi dibahas, di negara lain harganya cuma sekitar 1.1 M. Masuk Indonesia dijual harga 3.9 M. Itu selisihnya sampai 3x lipat. Selisih fantastis serupa akan anda temukan untuk hampir semua alat kesehatan yang di impor.
Ujungnya yang akan bayar mahal atas pemeriksaan menggunakan alat kesehatan ini ya masyarakat. Kalau ditanya kenapa bisa semahal itu, jawabnya biasanya bea masuk dan pajak yang besar. Tapi katanya sih bukan, besar kemungkinan harga bisa tinggi karena ada manipulasi harga oleh pemegang hak distribusi alkes tersebut. Kalau itu kasusnya seharusnya hak distribusi alkes seperti itu dilarang karena ujungnya yang dirugikan oleh harga alkes yang mahal dimonopoli oleh satu perusahaan tertentu itu bukan hanya masyarakat sebagai pengguna akhir, tapi juga negara yang harus bayar uang 3x lebih benyak untuk hampir semua alkes yang dijual di Indonesia.
Terkecuali ada yang pihak-pihak di pemerintahan yang turut diuntungkan dengan harga alkes yang super mahal saat ini.Kalau menteri yang ngurus pengadaan alkes untuk Indonesia ini tahu, seharusnya sih dia mikir, daripada beli alkes dengan harga 3x lebih mahal di Indonesia, mending dia beli diluar lalu impor ke Indonesia. Anggaran yang tadi nya hanya cukup untuk 1 alat untuk 1 Rumah Sakit bisa beli 3 alat untuk 3 Rumah Sakit.
Sumber : Status Facebook Erta Priadi Wirawijaya
Comment