by

Teka Teki Keberadaan Rizieq Shihab dan Mentalitas Pecundang

Polri juga dilapori berbagai kasus lain seperti pelecehan Pancasila, pelecehan Kapolri, ucapan sunda, tuduhan logo PKI dan beragam kasus lain. Maka dari itu, setelah banyak pihak tidak nyaman dengan perilaku Rizieq masyarakat mendesak Polri menyelesaikan beragam kasus tersebut. Rupanya Rizieq tidak langsung pulang dari umroh. Dia turun di Kuala Lumpur Malaysia kemarin Rabu (10/5). Hal ini dilandaskan pada foto yang direlease sebuah Fanspage. Nampak Rizieq didampingi masyarakat Malaysia. Status foto menyebutkan Rabu informan FP itu bertemu Rizieq.

Bukti lain bahwa Rizieq Shihab sudah tidak di Saudi pernyataan pengacaranya, Kapitra Ampera dalam dialog Kompas Petang Kamis (11/5) ketika ditanya Aiman “Kenapa Rizieq minta Komnas HAM ke Saudi?”, Kapitra membantah dengan membalik pertanyaan “Siapa yang bilang (Rizieq-pen) di Saudi? Bisa di Eropa, tapi tidak di sini (Indonesia)”. Pernyataan itu membuktikan 2 hal, Rizieq tidak lagi berada di Timur Tengah namun juga dipastikan tidak berani pulang ke Indonesia. Hal ini terkandung dalam kata “disini”.

Dugaan makin menguat ketika Merdeka Online menurunkan berita “Habib Rizieq Sedang di Malaysia, Selesaikan Kuliah Doktor” Kamis kemarin. Kepala Program Dakwah dan Manajemen Islam USIM, Associate Proffesor Dr Kamaluddin Nurdin Marjuni di Kuala Lumpur menuturkan seharusnya HRS sudah dapat selesaikan program doktornya pada akhir tahun 2015 atau semester tujuh. Alasan yang dikemukakan tidak rasional karena Rizieq mulai kuliah September 2012, hingga 5 tahun belum kelar. Bagi yang studi doctoral akan faham kuliah S3 membutuhkan waktu normal 2-3 tahun atau kalau toh pun molor paling 4 tahun. Di saat ada urusan penegakan hukum, seorang yang memiliki pendidikan apalagi beragama Islam harusnya selalu siap bertanggungjawab. Rasulullah tidak pernah sedikitpun takut apalagi kabur dari tanggungjawab. Kenapa Rizieq harus selalu menghindar?

Bukankah pemanggilan polisi bisa dia manfaatkan untuk mengadukan kasus yang katanya memojokkan ulama dan umat Islam? Bukankah kelompok-kelompok mereka selalu berdalih ulama dikriminalisasi dan Islam tidak mendapat keadilan? Yakin? Buktinya Ahok masuk sel dan terima hukuman meski berbagai pendukungnya yang juga mayoritas Islam serta fakta persidangan tidak ditemukan bukti kuat penistaan agama. Belum lagi, meski tidak bermaksud menista toh Ahok sudah minta maaf.

Lantas mengapa Rizieq Shihab jika merasa tidak bersalah harus takut? Apalagi rumahnya ditembak oleh sniper. Jika benar, kenapa tidak lapor polisi? Saya heran, sikap Rizieq itu sebetulnya meneladani siapa? Tidak ada satu tokoh Islam besar memiliki sifat pengecut dan tidak bertanggungjawab. Dalam berbagai riwayat disebut, pengecut dalam Islam lebih dekat pada munafiq. Bila Rizieq merasa benar, hadapi dan datangi polisi. Jangankan keberanian menghadapi kasus, keterangan dia berada dimana dan sedang apa saja tidak ada yang menyampaikan secara jelas. Apa yang mau diikuti dari orang-orang yang memiliki sifat seperti itu?

Sumber : Status Facebook Fajar Arifin Ahmad

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed