by

Tangan Wayan Sudarmana “Iron Man” asal Bali Dipastikan HOAX

REDAKSIINDONESIA-Beberapa waktu terakhir jagat maya dihebohkan dengan foto tukang las bertangan satu, sedangkan tangan satunya adalah “robot”. Namanya Wayan Sumardana. Konon dia menggerakkan tangan robot yang dibuat dari rangkaian berbagai barang bekas itu dengan sensor otak. Tak tanggung-tanggung, Menristek pun tertarik untuk mengunjunginya.

Namun sejumlah netizen yang merasakan ada kejanggalan mulai melakukan analisa dari sudut pandang ilmiah dari berbagai sudut pandang keilmuan. Salah satu analisis itu mmuncul dari akun Facebook M Asad Abdurrahman, Asad menuliskan, “Sangat jelas kelihatan kalau itu hanya perangkat palsu untuk membuat hoax.. Di kanan bawah ada USB port, untuk apa pakai port begituan? Lalu disamping USB port itu ada port audio pink dan hijau.. Ngapain ada port audio? buat denger mp3 dari tangannya? Ini sudah kelihatan kalau dia hanya ambil bagian dari motherboard komputer.. Lalu port itu berdiri sendiri tanpa koneksi ke sirkuit apapun.”

Asad melanjutkan, “Juga perhatikan papan sirkuit (PCB) di kiri atas.. PCB itu sudah butek minta ampun, artinya itu rongsokan yang dia ambil dari tempat sampah, bukan buatannya sendiri.. Dari PCB itu kelihatan ada port PS/2 berwarna putih, jadi teridentifikasi PCB itu dari suatu device yang terkoneksi ke PC. Lalu PCB merah di atas batere itu PCB mouse. Yang jelas, saya salut pada orang ini… dia berhasil membual dan banyak yang percaya…”

Sementara itu netizen lainnya, Neko Daisuki, melakukan analisis lebih mendalam lagi melalui tayangan video Wayan, dan dia menemukan banyak kejanggalan sebagaimana berikut:

1. “Persendian lengannya masih bisa dibilang longgar, keliatan waktu dia lagi masang lengannya. Tapi lucunya respon ke pergerakan tangannya cepat + pasti (ga salah2 gerak). Ini ga mungkin. Ibarat tarikan motor yang rantainya kendor sama yang pas. Pasti ngertilah maksud saya.

2. Gear nya banyak di luar, bisa dibongkar pasang. Ajaib, gerakannya cepat + leluasa. Yang lebih ajaib lagi, gear nya ga lepas…

3. Pergerakan tangannya terlalu biologis. Sedangkan di mana-mana yang namanya benda mekanis itu gerakannya masih kaku. Banyak jeda pergerakan walaupun cuma beberapa milidetik. Bahkan asimo yang didevelop langsung oleh orang-orang ahli dengan sarana mendukung pun, gerakannya juga masih bener-bener terasa kayak robot kan? Nah dia saya lihat di bagian-bagian akhir video, gerakannya leluasa banget persis tangan asli.

4. Sensor otak? HAHAHA bahkan perusahaan-perusahaan teknologi besar aja, dengan sarana yang benar-benar mendukung untuk riset ke teknologi ini, masih belum mampu. Bahkan untuk teknologi sensor-sensoran kaya gini ini ruang lingkupnya udah nanotech. Gak bakalan bisa dibikin secara DIY. Gak akan pernah bisa… Apalagi pake rongsokan.

5. Dan ngomong masalah sensor, sensor yang udah ada di seluruh smartphone sekarang: accelerometer, masih butuh waktu untuk baca sinyal bhwa hpnya dipake secara landscape (dari sebelumnya: portrait). Padagal ini sensor sederhana, ga pake sinyal-sinyal frekuensi tertentu. Asli sensor untuk baca fenomena alam, masih butuh waktu beberapa mili detik untuk ganti mode ke landscape setelah hapenya diputar. Bahkan teknologi ini pun udah dikembangkan langsung sama ahlinya, sarananya mendukung, duitnya mendukung. Lah ini duit ga ada, sarana gak ada, pengetahuan mendalam tentang ini juga ga ada. Eh udah bisa nangkep “sinyal otak” tanpa lag?

barusan liat lagi videonya dan makin kesini makin yakin kalo ini 100% HOAX hahaha

6. Itu katanya tangannya lumpuh dari lengan atas. Berarti seharusnya gear-gear-nya udah dimulai dari bahu. Dan disana kayanya hampir ga ada gear persendian sama sekali. Padahal disana bagian paling vital. Persendian di bahu ke lengan atas itu perputarannya hampir 180 derjat secara 3D (gak cuma 2 arah). Lah, kok dia di bagian sana kosong? Gak keliatan ada susunan gear yang rumit? Padahal lengan atasnya leluasa banget lho itu…

7. Ini bisa dibilang exoskeleton. Tapi gak ada batang besi/logam bener kuat yang menopang lengan atas + lengan bawah dengan kuat yang berfungsi sebagai tulang seperti namanya.

8. Ternyata jarinya juga bisa gerak! Bisa genggam batang logam! Tapi masih ga ditemukan tulang-tulang mekanis buat diikat ke jari-jarinya. Malah cuma ada sarung tangan longgar yang gak tau itu dalamnya kayak apa.

9. Kayaknya gak ada baterai atau semacamnya. Anggap deh “sinyal otak” ini beneran berfungsi, tapi itu cuma buat kontrol, bukan sebagai power supply. Nah itu kok bisa hidup? Bisa gerak? Dispenser yang fungsi nya buat panasin air aja masih harus dicolok ke listrik kan?”

Daisuki menyatakan, dirinya  bukannya gak mendukung kreativitas, saya cuma nggak mau terbawa eforia tapi ternyata semu. Ini beda sama mobil listrik kmrn, yang itu dia emang punya ilmu di bidang itu, karya nya pun sesuai sama siapa dia sebenernya. Tapi ini terlalu banyak kejanggalan. Lagian teknologi kayak gini udah banyak di luar negeri kok. Tapi kalo ga salah sumber sensornya ke saraf, bukan ke otak.

Bagaimanapun juga, lanjut dia, lengan “robot” ini terlalu fantasi untuk jadi realita. “Bahkan kalo boleh jujur, JARVIS nya Iron Man terasa jauh lebih masuk akal, karena JARVIS itu basic teknologinya AI, armor ironman pun berfungsi berdasarkan gerakan tangan si Stark, sensor gerakan di setiap kaki sama tangan untuk nambah kekuatan + daya tahan, tapi roket laser, missile dan segalanya itu emang masih jauh dari logika hahaha,” tandas Daisuki.

 
Netizen yang berprofesi dokter, Arga Aditya, juga menimpali. “Hai, saya adalah seorang dokter yg sering menangani masalah stroke dan kelemahan anggota gerak. Saya sangat setuju dengan pendapat mas Neko Daisuki, teknologi ini sangat HOAX. Kenapa? Pertama, proses motorik menggerakan tangan itu merupakan masalah neurologis yg kompleks. Tidak bisa diselesaikan oleh “sensor” seperti itu,” ujar Arga.

Arga menyatakan, butuh sensor yang bisa menerima semua sinyal saraf dari berbagai arah seperti halnya pada pemeriksaan EEG. “Jika dilihat dari desain alat tersebut, alat tersebut hanya dibuat untuk mengangkat bahu dan lengan saja. Tetapi pada video ini terlihat jari-jari lengannya masih bisa bergerak bebas. Seharusnya jika lengannya betul lumpuh atau mengalami kelemahan otot, jari2nya juga harusnya mengalami lumpuh atau kelemahan otot, tapi pada kasus ini tidak.”

Ketiga, Arga menuturkan, teknologi saat ini yg mendekati alat gerak otomatis adalah adalah i-limb dari Amerika yang bekerja dengan mencari sinyal saraf dari otot, bukan dari otak. “Dan juga produk eksobionic yang bekerja menopang tubuh. Keempat, masalah exoskeleton ini masih sangat diteliti oleh para ilmuwan di seluruh belahan dunia. Riset terakhir adalah pada jurnal medis bulan januari 2016. Selanjutnya bisa dilihat disini.Semoga informasi ini membantu untuk meluruskan simpang siur yang ada. Tanggapi dengan lapang dada, bukan dengan emosi saling menghujat,” imbaunya.

(Sumber: Kaskus)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed