Supaya merasa dirinya besar, tak berlebihan bila cara pulangnya pun harus dibuat heboh dan terlihat menakjubkan. Ini penting demi rasa Pe-De si bibib sekaligus cara melempar umpan untuk melihat bagaimana pemerintahan Jokowi akan bersikap.
Dan, benar. Heboh penjemputan si bibib yang di mata media asing sebagai “porn figitive” (kabur-kaburan karena sebab mesum) mampu menguasai bandara terbesar Indonesia, meski hanya untuk sesaat.
Menyadari dirinya sangat dibutuhkan, si bibib gede kepala. Wajar bagi mereka yang suka bombongan.
Tak penting lagi kita berdebat tentang pantas atau tidak, siapa pun pasti akan menjadi merasa tinggi dan hebat pada posisinya.
Pesta besar digelar di rumahnya tak lama sejak sambutan meriah itu. Protokol kesehatan tak berlaku baginya. Terlalu besar seorang terpilih dibuat sibuk dengan pertanyaan boleh atau tidak dengan hajatan besar di tengah pandemi nasional ini.
Aparat Pemda, aparat Keamanan hingga Satgas bencana Covid pun seolah bersatu sikap melayani semua keinginannya. Tunduk pada perintah yang keluar dari mulutnya. Dia adalah sang penguasa sesungguhnya.
Kepongahan pertama langsung terdengar nyaring. Makian dengan diksi”lo*te” demi marah kepada seorang Nikita lebih dari 6 kali dalam kotbahnya adalah perkara pertama.
Seolah merasa bahwa “lo*te” tidak terdengar menjijikkan, “penggal kepala” sebagai diksi mengerikan, dipilihnya.
Perkara ke dua dia lempar tak berjarak waktu dengan perkara pertamanya.
Perkara ke tiganya, dia mulai memaki dan menyudutkan petugas keamanan. Tidak Polisi, tidak tentara, semua dia hajar dengan tanpa sedikitpun merasa bersalah.
Masihkah harus menunggu perkara ke empat, lima dan enam? TIDAK!
Dia langsung dianggap makhluk aneh yang come out of nowhere. Pokoknya ga jelas. Dia tak pantas menjadi seperti apa yang sempat pernah banyak orang perkirakan.
Tiga tugas hebatnya yang seharusnya akan mengantar dia menjadi orang hebat bagi harapan runtuhnya pemerintahan Jokowi, langsung musnah seketika tanpa sedikitpun tersisa. Bekas auranya pun tak lagi terasa, apalagi jejaknya. Dia sudah habis.
Tak ada lagi cerita dia akan bisa hadir pada banyak Pilkada seperti jadwalnya. Tak mungkin pula ada cerita dia masih akan melenggang dengan caciannya hingga 2024,.apalagi menjadi orator anti China seperti rencana untuk apa dulu pernah dia akan dipulangkan.
Dia benar-benar telah kena talak 3 dari hampir seluruh rakyat Indonesia. Baliho bergambar dirinya yang kemarin bahkan sempat menjadi media sesembahan, kini mendapat perlakuan tak hormat. Dia diturunkan, dirobek dan diperlakukan dengan hina.
“Trus bagaimana nasib mereka yang memulangkannya?”
Tiga rasa hebatnya telah runtuh oleh tiga perkaranya dan kini talak tiga dia dapat dari hampir seluruh rakyat Indonesia yang masih waras. Tak ada sedikitpun apa itu kebenaran apalagi baik pada pribadinya dapat diharapkan. Dia hanya tinggal menjadi cerita buruk.
Bukan hal yang mustahil, dia akan menjadi ancaman semua pihak, bahkan bagi mereka yang kemarin sibuk memulangkannya.
Tak ada yang akan pernah tahu bagaimana nasibnya nanti. Tak ada yang tahu seberapa besar dia telah mengantongi bukti rahasia besar dari mereka yang pernah memintanya.
Dia memiliki terlalu banyak rahasia.
Di luar sana, seorang agen yang tertangkap tak akan dibiarkan sempat bercerita banyak. Bukan hal mustahil bila berita tentang sakitnya pun, dapat memiliki banyak makna. Bisa karena alasan apa pun. Tak ada yang akan pernah tahu.
“Bagaimana dengan mereka yang ada di balik semua ini?”
Makanya, doakan dia selamat. Tertangkap, dan kemudian bercerita banyak, pasti akan dia lakukan.
Ciri-cirinya sudah sangat terbaca sejak awal. Siapa pun yang terlihat senang dan bangga dengan sikap arogannya, (sebenarnya) dia hanya menyembunyikan kepengecutannya.
Cerita yang akan keluar dari mulutnya, akan sangat penting bagi terbukanya misteri yang selama ini hanya menjadi dongeng. Semoga…
.
.
RAHAYU
.
Sumber : Status Facebook Karto Bugel
Comment