Ketiga, mengusir orang dari Islam. Kampanye yang sering dikumandangkan misalnya, Syiah bukan Islam. Sekalipun bertauhid, meyakini kenabian, meyakini keadilan Allah, tetap dianggap bukan muslim. Kenapa? Karena Syiah adalah Iran. Dan Iran bermusuhan dengan Saudi. Padahal waktu jaman syah Reza Pahlevi, boro-boro ada ulama Saudi yang berani terang-terangan menyesatkan Syiah. Sebab waktu itu Iran akrab dengan AS dan Saudi.
Keempat, senang menuding-nuding bid’ah. Tahlilan bid’ah, ziarah kubur bid’ah. Dan banyak contoh bid’ah lainnya. Jadi sebanyak 100 juta umat NU terancam tidak masuk surga.
Kelima, mengharamkan pilihan politik yang berbeda. NKRI haram karena tidak menganut sistem khilafah. Memilih Jokowi haram karena tidak islami. Pilih Ahok haram karena Kristen dan Tionghoa. Pilihan politik kita jadi halal kalau sesuai dengan rekomendasinya. Salah satu strategi agar pendukung Ahok tidak masuk surga adalah dengan menolak mensholatkan jenazahnya. Biasanya mereka tidak peduli pemimpin adil atau dzalim. Yang penting Islam. Kalau kebetulan sudah Islam, selanjutnya ditelisik apakah Islamnya sama dengan mereka. Atau apakah menampung semua kepentingan politik mereka? Jadi kemampuan, sikap amanah, anti korupsi dan berlaku adil tidak lagi jadi ukuran.
Keenam, surga hanya untuk orang Arab dan yang kearab-araban. Islam Nusantara, yang kental budaya lokal haram. Jenggot, surban, jubah dan cadar adalah ciri-ciri ahli surga. Selain itu, jangan harap dapat tiket.
Nah, jika sudah banyak yang terdiskualifikasi, peluang mereka masuk surga akan jauh lebih besar. Mungkin mereka pikir, Allah tidak mampu menyediakan lahan untuk menampung sebanyak-banyaknya manusia berada di surgaNya.
Padahal satu-satunya tiket ke surga hanyalah kasih sayang Allah. Dan kasih sayang Allah sungguh tidak terbatas. Tapi mereka meyakini surga hanya selebar daun ganja.
Sumber : ekokunthadi.com
Comment