by

Surga itu Ajaran Hindu

Lalu, bagaimana dengan nasib ruh dari manusia yang hidupnya jahat sewaktu di dunia nyata sebelum “modar” alias “mampus”? Menurut ajaran Hindu, “ruh jahat” akan nyemplung ke “naraka”, tempat Dewa Yama atau Dewa Kematian bersemayang. Di “naraka” inilah, mereka akan disiksa. Ada banyak “tipe naraka”, semua disesuaikan dengan tingkat dosa dan kejahatan manusia.

Nah, menarik untuk dicatat, kata “surga” di Indonesia itu hasil terjemahan dari kata Arab “jannah” (dengan “ta marbuthah”). Ada juga kata “jannah” (dengan “ha”) yang berarti “taman/kebun luas” (kalau taman kecil disebut “khadziqah”). Ada juga kata “jinnah” (yang ini maksudnya “jin”). Selain “jannah” yang diartikan surga ini, Islam (Al-Qur’an) juga mengenal konsep “a’raf” yaitu tempat spesial dimana Tuhan Allah bersemayang (ini seperti “Vaikunta” dalam Hindu, tempat Dewa Vishnu). Hanya orang-orang spesial saja yang bisa mencapai “a’raf” dan “bertemu” dengan Allah ini.

Sementara kata “neraka” (yang sebetulnya dari Sanskrit “naraka”) itu merupakan terjemahan dari “an-nar” dalam Al-Qur’an, yaitu tempat penyiksaan yang penuh api dan panas sekali. Menarik juga untuk disebut, selain “an-nar” ini, Al-Qur’an juga menyebut “zamharir”, yaitu tempat yang sangat dingin sekali. Dibading dengan “nar”, konsep “zamharir” ini kurang populer, padahal ini juga salah satu jenis “neraka” versi dingin.

Saya berharap setelah ini, umat Islam tidak seenaknya main klaim sebagai “owner surga”, dan menganggap umat lain sebagai “penghuni nar” maupun “zamharir”.

#Surga

#Neraka#

#Hindu

Sumber : facebook Sumanto Al Qurtuby

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed