by

Surat Terbuka untuk Prabowo

PERTAMA : KASUS PENCULIKAN 1997/1998
Entah setan dari mana yang mempengaruhi pikiran Anda saat itu sehingga Anda punya inisiatif menculik sedikitnya 23 aktivis mahasiswa dan masyarakat. Dari jumlah itu hanya 9 orang yang Anda lepaskan dalam kondisi hidup dan sisanya saya haqul yaqin sudah pasti terbunuh.

Mereka manusia Pak Prabowo,
Mereka ayah dan suami dari sebuah keluarga yang menjadi papa setelah kau hilangkan sumber penghidupannya. Mereka anak dari ayah ibu yang membesarkan dan menaruh sejuta harapan kepadanya. Dan semua itu Anda pupus dan Anda hancurkan demi sesuatu yang tidak jelas pertimbangannya. Tapi saya yakin jiwa sok kuasa dan ambisius yang over dosis dalam diri Anda yang membuat Anda merasa bisa bebas berbuat apa saja, termasuk menghilangkan nyawa secara paksa.

Dan dalam peristiwa tersebut, Anda beruntung telah diselamatkan oleh rasa “ewuh pakewuh” para jenderal TNI kepada mantan mertua Anda. Anda bisa selamat dari penghukuman dunia tapi saya yakin Anda akan tetap diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. Di samping itu hukuman sosial dari masyarakat Indonesia juga selama hidup akan Anda terima. Dan ini terbukti sampai kini, Anda tidak pernah bisa jadi apa-apa di Republik ini.

KEDUA : PILPRES 2014
Demi ambisi yang tidak ukur diri dan rasa tidak malu, Anda mencoba menjadi pemimpin negeri ini. Dan untuk mencapai tujuan itu Anda menghalalkan segala cara. Anda bersama konsultan asing dan para kroni Anda dari PKS membanjiri negeri ini dengan HOAX dan ujaran kebencian yang luar biasa jahat. Lawan anda yang santun dan berasal dari rakyat biasa yaitu Jokowi telah Anda perlakuan dengan luar biasa jahat. Anda fitnah dia keturunan PKI, dia keturunan China dan fitnah lain yang luar biasa biadab.

Anda membuat anak negeri ini terbelah dengan kebencian atas nama agama. Agama Islam yang sebenarnya tidak terlalu Anda pahami. Semuanya hanya demi kekuasaan. Dan akhirnya apa yang terjadi ? Rakyat menghukum Anda dengan teramat perih. Mayoritas rakyat tidak menghendaki Anda jadi Pemimpin Negara ini. Lalu apakah hal ini membuat Anda menjadi tahu diri dan sadar diri. Ternyata tidak.

KETIGA : PILPRES 2019
Ketidakmampuan Anda mengetahui kapasitas diri tetap mendorong ambisi Anda untuk mencalonkan diri jadi Presiden lagi. Dan lagi-lagi mesin propaganda anda yang dimotori kaum ekstremis dari kelompok Islam radikal dengan pola yang sama menggunakan senjata HOAX, fitnah dan ujaran kebencian sebagai senjata untuk mendapatkan dukungan suara. Akibatnya luka lama yang belum menghilang sebagai dampak Pilpres 2014 kembali merah merekah. Rakyat Indonesia kembali Anda belah

Dan sekali lagi Anda salah besar membuat analisa. Mayoritas rakyat Indonesia tidak sebodoh yang Anda perkirakan. Kembali Anda dan kelompok Anda dihukum dengan teramat pedih sekaligus memalukan : mayoritas rakyat setidaknya 55,5% lebih memilih Jokowi untuk kembali memimpin negeri ini. Karena mayoritas rakyat bisa berpikir dan melihat dengan jernih bahwa Jokowi jauh lebih kapabel dibandingkan Anda dan beliau dianggap sosok yang lebih santun dan lebih Islami. Lagi-lagi Anda tidak dipercaya rakyat.

Lalu apakah semua ini membuat Anda lebih sadar diri atau legowo ? Ternyata tidak. Adagium kematangan bersikap ternyata tidak berbanding lurus dengan jumlah usia ternyata terbukti nyata pada Anda. Anda sudah terbukti bukan seorang patriot bangsa. Anda juga bukan seorang pribadi yang santun dan legowo. Dan Anda terbukti bukan seorang yang demokratis.

Dan akibat ketidakdewasaan Anda dalam bersikap telah memprovokasinya rencana jahat kroni-kroni Anda untuk membuat kerusuhan di negeri ini. Namun kembali Anda salah memprediksi. Jokowi tidak mudah menyerah dan aparat keamanan negara terlalu solid untuk Anda cerai beraikan. Akibatnya rencana kerusuhan seperti Mei 1998 yang direncanakan dan dimobilisasi oleh orang-orang terdekat Anda begitu mudah digulung habis oleh aparat keamanan negara.

Bapak Prabowo Subianto,
Bagaimana mungkin Anda memaksakan diri untuk menjadi pemenang pada saat realitanya Anda sejatinya adalah Pecundang ? Sejahat apapun rencana Anda untuk membuat kerusakan di negeri ini tapi kalau TUHAN tidak menghendaki pasti hasilnya akan sia-sia. Untuk menjadi pemimpin negara besar seperti Indonesia saya yakin pasti ada campur tangan TUHAN di dalamnya. Dan atas semua rekam jejak Anda yang penuh darah TUHAN tidak menghendaki Anda menjadi pemimpin di negeri ini. Itu kenyataan pahit yang harus Anda terima.

Suara hati ini bukan karena saya membenci Anda. Semua saya uraikan karena saya masih menaruh harapan dan respect terhadap Anda. Setidaknya di usia yang tidak lagi muda Anda mulai membuat jejak sejarah baru yang lebih baik untuk menutupi jejak hitam yang terlanjur Anda torehkan. Demi kebanggaan diri Anda dan anak Anda juga untuk warisan untuk generasi muda Indonesia.

Percayalah Anda sudah kalah. Sejuta ahli hukum yang Anda kerahkan di persidangan MK tidak akan mampu merubah kehendak TUHAN untuk Indonesia. Saatnya Anda berubah selagi masih ada waktu untuk mengaku kalah. Terimakasih.

Salam SATU Indonesia
Rudi S Kamri
26052019

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed