by

Suara Hati Tenaga Kesehatan

Nah nah nah….
Pada suatu hari juga, saya pergi mengantar paket ke salah satu RS.
Eeeh… masa saya dibentak sama Pak Sekuriti Yang Terhormat-nya masaaa…. (curhat)
Kata Beliau begini, “Bu, Ibu harus lewat sana kalau mau masuk, tidak nyelonong begini!”
Saya yang terkejut segera menjawab, “Maaf Pak, saya tidak melihat ada pagar pembatas di sini. Mobil saya di sana, saya turun dan langsung menuju sini. Bapak tidak perlu juga membentak saya sedemikian itu, Pak.”
“Lha… ini Ibu dikasi tahu baikbaik malah melawan!”

Saya melenggang menuju “pintu masuk” yang jaraknya 100 km (lebay! Hanya 10 meter!) Dari tempatnya membentak saya tadi. Masuk ke desinfectan chamber (kok masih ada? Bukannya sudah dilarang ya?), trus melenggang lagi mendekati Bapak Sekuriti Yang Terhormat itu

Eeeh… dia membentak lagi, “Cuci tangan dulu, Bu!”
Saya melawan lagi, “Saya mau meletakkan paket makanan ini dulu di meja, Bapak. Kalau Bapak tidak mau didekati sama orang yang belum cuci tangan, tolong sediakan meja tempat meletakkan barangbarang ini di dekat wastafel darurat Bapak! Tidak perlu membentak, Pak!”

Saya meninggalkan paket saya di meja sekuriti (Yang Terhormat) kembali ke wastafel, mencuci tangan 6 langkah sempurna kinclong. Ingin rasanya saya membasuh wajah saya yang panas dibentak sedemikian. Tapi nanti airmata turut keluar juga. Malas! Saya tegartegarkan hati lalu mengambil paketan saya sambil berucap, “Pak saya memang tidak memakai jas putih, tapi saya dokter. Saya biasa operasi di RS ini suatu waktu dulu. Jadi saya tahu aturannya, apalagi di musim Covid begini. Yang saya tidak tahu adalah adanya petugas sekuriti yang hobbynya membentak pengunjung!”

Saya meninggalkan poskonya di pintu masuk. Dia tidak mengangkat thermoscannya ke jidat saya. Saya melenggang ke UGD menyerahkan paket makanan dan secepatnya keluar dari sana.
Saat berpapasan dengan Bapak itu lagi, saya sempat berucap, “Pergilah ambil makanan di UGD, Pak, banyak itu saya bawa tadi…”

Saya tidak tahu bagaimana raut dan perasaan si Bapak, mudahmudahan tidak sesakit hati saya hari itu.
Sekuriti di RS hendaknya ramah, menunjukkan kebenaran dengan cara yang baik. Pengunjung akan senang hati dan pulang dengan kenangan yang baik tentang RS tersebut tentunya.

Masih ada cerita saya, masih mau baca?
Pada suatu pagi, saya menerima telepon dari seorang kawan, “Agiq, saya mau menyumbang. Tunggu saya ke rumahmu bawa paketan ya!”
“Waduuuh, tibatiba sekali! Besok saja! Supaya RS lain lagi yang terima”

“Tidak bisa, Giq! Sudah ada di mobilku. Dan hari ini hari Jumat. Jumat berkah sudah jadi kebiasaan, Giq. Bawako ke RS!”
Dan dengan kekuatan Power Ranger Kuning, hari itu saya ngebut ke 3 RS membagikan paketan Jumat Berkah kawankawan saya.
Rasanya saya harus berhatihati setiap hari Jumat sekarang.

Di hari lain, di RS lainnya, saya baru saja tiba di parkiran.
Saya menelpon salah seorang adik dokter umum UGD
“Posisi? Di mana kamu?” tanya saya begitu tersambung
“UGD, kak!” jawabnya
“Steril? Pakai baju astronot? Ke parkiran dulu, ada paket nih. Kalau kamu pakai baju astronot, tidak usah lepas, saya parkir dekat pintu UGD kok. Kalau ada tanya kamu mau ke mana, jawab saja kamu mau ke bulan!”

Sumber : Status Facebook Tenriagi Malawat

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed