by

Solidaritas yang Penuh Kepalsuan

 

Kenapa mereka tidak bersuara dengan penderitaan kaum Muslim Darfur yang sudah sangat lama ditindas rezim Sudan? Kenapa mereka tak bersuara dengan kekerasan yang terjadi di Yaman, Mesir, Libia, dan berbagai kawasan Afrika Utara dan Barat? Kenapa mereka tidak membela penderitaan umat Islam di Pakistan, Afganistan, Bangladesh?

Kenapa juga mereka diam membisu dengan berbagai penindasan yang menimpa kaum Muslim Kurdi yang tinggal di Turki, Irak dan lainnya?

Padahal, dibanding dengan kasus Palestina, perjuangan umat Islam Kurdi untuk merdeka dan memiliki negara sendiri yang berdaulat jauh lebih lama ketimbang rakyat Palestina. Sudah sejak abad ke-19, Bangsa Muslim Kurdi yang mayoritas Sunni itu berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan.

Tapi hingga kini, mimpi mereka untuk merdeka tinggal mimpi. Di Turki, kawasan Kurdi menjadi langganan penindasan dan diskriminasi selama berpuluh-puluh tahun dari rezim Turki. Sang rezim, apapun ideologi mereka, tidak mau mengakui Kurdi sebagai bagian integral Turki tetapi mereka juga tidak mau melepaskan dan merelakan Kurdi untuk merdeka.

Kurdi adalah salah satu contoh sebuah “bangsa tanpa negara”. Mereka hidup menyebar di Turki, Irak, Yordania, Iran dan lainnya. Dibanding dengan Palestina, Kurdi memiliki hubungan sejarah yang sangat kuat dengan Nusantara. Banyak ulama-ulama Indonesa yang dulu belajar dengan para ulama Kurdi di Makah dan Madinah, baik belajar keislaman maupun kesufian dan ketarekatan. Orang Indonesia, Jawa khususnya, juga cukup banyak yang bernama “Kurdi” yang menunjukkan relasi mereka yang sangat erat.

Tapi uniknya tak ada sejentil suara dan sekutil omongan dari para penggemar demo di Indonesia yang menuntut Irak atau Turki untuk memberi kemerdekaan kepada Bangsa Kurdi atas nama “solidaritas Islam”?

Jadi, kenapa mereka selalu hiruk-pikuk demo dan ngumpulin uang recehan untuk Palestina? Apakah karena mereka solider dengan penderitaan umat Islam? Bukan. Mereka melakukan itu bukan karena “mencintai umat Islam” tetapi karena “membenci umat Yahudi”.

Mereka membela Palestina karena asumsinya yang melakukan kekerasan atas warga Palestina adalah “Israel yang Yahudi” bukan “Irak atau Turki yang Muslim”. Padahal, pelaku kekerasan dan penembakan atas warga Palestina itu belum tentu dilakukan oleh tentara atau polisi Yahudi Israel. Bisa jadi pelakunya adalah Arab Israel atau Druze Israel. Mudeng ora son?

Solo, Jawa Tengah

 

(Sumber: Facebook Sumanto Al Qurtuby)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed