by

Sikap Tokoh NU Saat Kalah Pilpres

Apalagi ketua umum PB NU, kyai Said Aqil mendukung Prabowo. Tapi pak Jokowi “mendapatkan” dukungan Kyai Hasyim Muzadi (eks ketum PBNU).

Juga dukungan 2 onderbouw NU yang paling besar: GP Ansor (mas Nusron dan Gus Yaqut) dan Muslimat NU (Ibu Khofifah). Dan tentu saja satu lagi keluarga Hasyim Asy’ari dari jaringan Cak Imin (PKB)

Kyai sepuh Langitan juga terpecah. Mbah Abdullah Fakih, mbah Maimun Zoebair dan Habib Luthfi ke Prabowo. Gus Mus netral. Keluarga Krapyak, Jogja juga netral. Menteri agama (Kyai Lukman Hakim dan keluarga) juga netral

Tapi perpecahan suara tokoh dan darah biru NU telah membuat pertarungan sangat ketat di Jatim. Jokowi “hanya” menang di angka 54%. Bandingkan dengan angka dukungan di Jateng yang 64% untuk Jokowi.

Salah satunya adalah akibat masifnya kampanye hitam termasuk lewat selebaran gelap Obor Rakyat di pesantren2. Yang mencela habis2an Jokowi.

Mbah kyai Hasyim Muzadi dan Cak Imin bekerja sangat keras mengcounter isu dalam Obor Rakyat. Tapi di Sumbar, Buya Syafii yang turun gelanggang, gagal

Tapi lihatlah kultur NU..
Setelah pilpres ya kembali biasa lagi. Support presiden terpilih. Mbak Yenny Wahid menjadi pendukung utama program2 Jokowi mewujudkan Nawacita, termasuk memelihara keberagaman bangsa.

Bahkan Pak Mahfud dan kyai Said Aqil jd penentang utama keributan dan demo2 tanggal cantik itu. Yang membuat mereka berdua balik dicerca kubu yg sama saat pilores 2014 

Alasan beliau berdua sederhana. Kapan membangunnya kalo ribut terus?

**

Demikian sedikit corat-coret dari saya, remaja 30an tahun

Sumber : Status Facebook Damar Wicaksono

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed