Kesadaran politik harus dibangun melalui
pendidikan politik yang mendasar. Bahwa kita adalah Raja Rakyat pemilik daulat NKRI. Pemilik suara setiap hendak mengangkat pemimpin ulil amri. Kita adalalah pemimpin di bidang masing-masing. Dan kita harus belajar jadi rakyat yang taat kepada kesepakatan dan aturan.
Kesadaran terakhir adalah kesadaran akan praktek keadilan sosial. Surga dimana tangan manusia tak punya siku untuk menekuk. Untuk makan ia perlu baku suap makanan baru akan bisa makan semua. Ini gambaran sila kelima Long.
Santri Kalong :
Kau luar biasa Dul. Sudah bisa menyerap penjelasan Kang Mat. Bagi rakyat awam dalil paling jelas adalah argumentasi pragmatis. Namun pengajaran juga penting, itulah spirit para nabi tabligh. Menyampaikan keutuhan pesan ilahiah. Kalau Pancasila kandungannya tak sesuai dengan ketentuan langit pasti shalat Istiharah Kiai Hasyim Asyari akan melarang. Dan hasil ini jadi kebenaran mutlak bagi kaum nahdliyin, makanya tak ada ceritanya dari dulu santri rakit bom. Kecuali pesantren belakangan binaan Saudi Wahabi menginfiltrasi dunia pesantren. Bukankah demikian Wan Bodrex.
Wan Bodrex :
Kita hebat di jalan masing-masing. Itu pedoman para preman. Anda sopan kami segan. Sesama preman dilarang saling mendahului bis kota. Harus tahu betul kode etik preman. Jangan ambil apapun sebelum diizinkan preman. Jangan sampai dipermudah kalau masih bisa dipersulit. Tapi kan manusia itu hakikatnya preman karena ada akal, tapi preman bertanggung jawab. Tanggung jawab kita bukan mendirikan negara ini, tapi merawatnya. NKRI ini kayak keramik kalau tidak dirawat baik bisa pecah. Jangan sampai negara ini jadi alat untuk menzalimi manusia. PKI kualat sama Jimat Pancasila Sakti. Radikalisme juga nanti akan begitu. Tali pusar bangsa ini Pancasila sudah terkait ke langit lewat istiharah Kiai. Jangan berani-berani. Dilan pun tak akan kuat melawan kentut Banser. Kira-kira begitu Pace.
Pace Yaklep :
Kami di Papua ini paling suka Gus Dur. Beliau mampu menyentuh hati kami. Gus Dur tukang mob, kami juga suka cerita mob. Ketika matahari milenium ketiga datang, Gus Dur ingin menyaksikannya di Papua. Padahal semua orang tahu Gus Dur buta. Berarti ia ingin mengajak semua bangsa Indonesia : lihatlah Papua dengan mata hati. Jangan lihat dengan mata-mata. Jangan jual terus saudara sebangsamu ini. Bangsa Lemuria hidup dengan hati.
Angkringan filsafat pancasila
Sumber : Status Facebook Abdul Munib
Comment