by

Siapa Musuh Jokowi

 

Jokowi bukannya anti-mainstream. Ia bagian dari arus besar masa kini, yang menjadi mainstream. Yakni perubahan global bernama conectivity. Namun daya akselerasi kita yang parah, karena dikungkung soehartoisme lebih 30 tahun (bahkan setengah abad kini), menjadikan sebagian masyarakat kita, termasuk mereka yang kaya dan pintar, merasa jengah. Resah dan gelisah membuncah-cah-cah-cah.

Sampai di puncak mana kebesaran (ketokohan, atau kehadiran) seseorang, bisa kita lihat siapa musuh-musuhnya. Jika yang semangat menyingkirkan sekelas Amien Rais, dengan segala reputasi masa lalu juga kawan-kawan kelompoknya sejenis Rizal Ramli, Hidayat Nur Wahid, Riziq Shihab, Tengkuzul, Rocky Gerung, atau sebut saja seperti Prabowo, Tommy Soeharto, bahkan PM Singapore, PM Australia, atau Presiden AS sekali pun, bagaimana bisa menyebut Jokowi boneka? Boneka siapa?

Mereka sedang menegasi ketakutannya sendiri! Jokowi antitesa yang dibawa perubahan jaman, ketika modernitas dan bahasa komunikasi abad digital menyadari kesalahan generasi analog. Daya akselerasi yang lemot, masih terjebak ukuran verbal, tak mampu memahaminya. Padahal sudah berjalan empat tahun lebih, sejak kekalahan Prabowo pada Pilpres 2014. Meski isyarat sudah muncul 2004, ketika Jokowi menjadi Walikota Solo, yang pada periode kedua terpilih di atas 90 persen, bahkan dengan predikat Walikota Terbaik Dunia.

Karena rakyat jenuh dengan kebohongan elite politik. Sederhana saja. Kini mereka tahu, subsidi BBM hanya menguntungkan yang punya banyak kendaraan bermotor. Yang hanya punya sepeda onthel, bijimana? Begitu juga rakyat kecil tahu, penghapusan pajak hanyalah kenikmatan bagi yang kaya-raya, apalagi punya simpenan di luar negeri.

Mereka yang menjadi kejumudan masa lalu, memang jengah dengan Jokowi. Tapi mereka tak punya kemampuan melawan. Gengsi bergabung untuk perubahan, mereka milih ganti kostum, termasuk ASN recehan atau mak-emak yang rela dihina Tengkuzul disuruh pasrah. Kawin suntik massal, atau kawin silang model mereka ini, memang aneh. Kalau gagal disuntik, dikawinkan silang, atau dikawin paksa demi capres abal-abal. Mirip pesulap kaki lima, main gertak duluan. Gitu digertak balik, langkah kakinya bukan lima, tapi jadi langkah seribu. Mau nglaporin Pilpres ke PBB segala, yang didatengin markas PBB Yusril (yang meski berkoalisi ke Jokowi kayaknya tetep ambles juga). Lemes deh.

(Sumber: Facebook)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed