by

Serangan Balik PDIP terhadap Jokowi

Oleh: Axtea99

Karena merasa paling berjasa dalam mendukung Jokowi sehingga berhasil menjadi Presiden RI ke tujuh, PDIP langsung mengklaim bahwa Presiden Jokowi hanyalah sekedar petugas Partai, yang harus selalu patuh dan tunduk kepada semua kebijakan Partai. Presiden Jokowi, menjawab pertanyaan itu dengan aksi kerja nyata dan dibantu oleh para menteri2 pilihannya untuk membangun bangsa dan Negara di semua aspek kehidupan berbangsa dan mengabaikan semua kicauan kader2 partai PDIP yang seolah ber-ramai2 ingin mendikte semua kebijakan pemerintahan Jokowi-JK.

Aksi teranyar Jokowi adalah memilih Komjen Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri, bukan Komjen Budi Gunawan yang sangat dikehendaki oleh PDIP, sehingga membuat kader2 PDIP geram dan melakukan serangan balik tidak langsung kearah Presiden Jokowi, tetapi kepada rekan kerja Jokowi yakni Basuki Tjahaja Purnama alias AHok selaku Gubernur Petahana DKI Jakarta yang siap maju di Pilkada 2017 melalui jalur independen.

Serangan balik ini dilakukan oleh tiga aktor para kader PDIP sbb : 1.  Junirmat Girsang Junirmat menuding bahwa relawan Teman Ahok telah menerima aliran dana Rp. 30 milyar dari pengusaha pengembang reklamasi Jakarta. Teman Ahok membantah keras tudingan ini, namun mempersilahkan KPK untuk melakukan audit atas tudingan Junirmat ini. 2.  Adian Napitupulu Adian merayu AHok dengan mencatut nama Presiden Jokowi agar AHok maju Pilkada 2017 lewat Parpol PDIP.  

Pihak Istana lewat Jubirnya Johan Budi menegaskan bahwa Presiden Jokowi tidak pernah bicara seperti pengakuan Adian, dan Presiden Jokowi memberi kebebasan kepada Ahok untuk maju lewat jalur manapun yang Ahok pilih. 3.  Richard Sukarno Richard adalah mantan relawan Teman AHok, yang telah dipecat gegara ketahuan curang dengan sengaja mengumpulkan KTP Palsu/Bodong agar KTP untuk Ahok tidak lolos verifikasi KPU.

Richard membuat konpers dan mengungkap kecurangan yang telah dilakukannya ketika menjadi relawan Teman Ahok. Semua aksi ketiga aktor PDIP ini se-mata2 untuk merebut Ahok dari Teman Ahok, agar nantinya bisa diusung oleh PDIP maju di Pilkada 2017, mengingat hingga saat ini PDIP masih gamang untuk memilih Cagub untuk melawan Ahok. Dan bukan mustahil bahwa aksi ini juga merupakan aksi balas dendam secara tak langsung PDIP kepada Jokowi yang mengusung Calon Kapolri bukan pilihan PDIP.  

Namun mereka tidak berani menyerang Jokowi secara langsung, karena secara politik Jokowi telah semakin kuat dengan aksi kerja nyata demi rakyat yang diperlihatkannya selama ini. Aksi ketiga aktor ini juga hanya berupa aksi kalap dan mati gaya, karena hanya akan membuat AHok semakin moncer dimata rakyat… dan pada akhirnya hanya akan menggembosi pendukung PDIP itu sendiri di Pilkada 2017 dan Pileg 2019 mendatang. Wallahu Allam!!

(Sumber: Kompasiana)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed