by

Senjata Biologi di Era Baratayudha

“Aku datang menghadap hanya minta tolong untuk menghentikan wabah penyakit yang kau tebarkan itu, kek. Aku tak tega menyaksikan ribuan orang yang menjadi korban keganasannya. Kalau kau tak mau, segera bunuhlah aku daripada orang yang tak bersalah itu terbunuh. Jika aku mati, maka pihak Pandawa kalah. Itu sudah cukup,” jawab Yudhistira.

“Oh, Yudhistira. Tidak semudah itu dalam peperangan ini. Jika kau ingin mati, maka panahlah aku dengan senjata di tanganmu itu, biar aku pun akan memanahmu dengan senjataku,” kata Prabu Salya.

Maka, dengan setengah hati Yudhistira menyanggupi tantangannya.

Senjata “Cakra Baskara” pemberian Kresna dilesatkan tanpa semangat, pun tak ditujukan ke arah lawannya melainkan hanya menghadap ke bawah. Matanya terpejam ketika senjata itu melesat lemah dari gandewa di tangannya.

Ajaib, panah itu justru melesat secepat kilat ketika terantuk tanah dan menghujam tepat di dada prabu Salya yang meremehkan semangat perang Yudhistira si lelaki lemah lembut itu.

Terdengar suara menggelegar dan seketika dia tersungkur tewas. Pasukan manusia kerdil tak kasat mata yang sedang menyerang semua orang itu menjadi terkejut dan menghentikan perbuatannya.

Tampaklah manusia dengan sinar suci berdiri dengan tenang hingga membuat mereka menjadi lemah dan akhirnya musnah.

Sejak kematian prabu Salya itu maka berangsur-angsur wabah penyakit aneh itu pun ikut lenyap.

#Makna

Dalam kisah di atas penyakit aneh atau jaman sekarang disebut sebagai wabah penyakit itu sudah pernah ada sejak zaman purwa carita.

Yudhistira, putra Pandu yg dikenal jujur – “berdarah putih” itu berhasil mengatasi wabah penyakit dengan berperang. Namun, sikap berperangnya dengan cara mata terpejam (diam, bersamadhi).

Senjata Cakra adalah simbol Dharma. Baskara adalah nama lain Sang Surya atau Sang Subanu (Buddha Titisan Wisnu yang bersinar terang). Senjata ampuh itu adalah “Kecemerlangan Dharma”. Ia ampuh dapat mengatasi wabah penyakit marahabaya oleh ksatria berjiwa tenang dan jujur.

#Pesan_Dharma

Apa yg dapat dipetik dari kisah ini?

“Marilah tetap tenang, tidak panik”. Kita nantikan ksatria berjiwa jujur yang segera hadir menuntaskan wabah penyakit saat ini. Hingga kehidupan pulih normal kembali.

Kita semua adalah sang Yudhistira itu sendiri, apabila di hari2 ini kita sudi mengolah batin dalam samadhi nan tenang. Hingga munculah hati yang bersih nan jujur.

Semoga bermanfaat.

Dicopas edit dari wallnya Mas Iswoko,

#TetepDirumahSaja
#JagaJarakAman
#JagaKebersihan
#JagaKesehatan.

Sumber : Status Facebook Widhi Wedaswara

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed