by

Semendesak Apa Menonton Ceramah Agama?

Massa awam di lapangan itu hanya korban yang dikerahkan, diundang dan dihadirkan.
Penyelenggara dan penceramah agama adalah orang orang yang mestinya cukup berotak dan tahu betapa bahayanya berkumpul di lapangan. Karena melanggar protokol covid-19.
Tapi mereka mengabaikannya dan menyengajakan diri, menghadapi maut. Malah menantang.
Ada bangunan pikiran di sebagian kalangan saat ini bahwa semakin melawan anjuran aparat pemerintah semakin gagah. Melawan pemerintah itu keren!
Penceramah yang diundang adalah pemilik gelar S-2 lulusan luar negeri. Memang sedang laris. Tapi dia sudah jadi “orang panggung”. Selalu rindu mike, rindu mimbar, rindu sambutan massa yang mengelu-elukannya. Seperti biasanya.
Kalau dia sungguh sungguh beragama dan menghayati ajaran agamanya serta mempraktikannya dalam kehidupan nyata, dia akan menolak undangan itu. Jika enggan membantu program dan pemerintah setidaknya tidak menjerumuskan umat pengikutnya menanggung resiko sebaran virus.
Tapi nampaknya dia cuma tukang obat yang melihat potensi kerumunan di pasar. Layaknya artis panggung yang ngarep “job” juga. Agama hanya komoditi baginya.
Mereka semua nampaknya sulit dicegah dan dilarang. Mereka layaknya orang orang puber – kaum ABG sedang gairah – bahkan mabuk saat ini. Ada yang mabuk bikin acara, mabuk tampil di mimbar, mabuk berkumpul dan mabuk mendengarkan orang pidato. Dan juga siap mabuk dan melawan siapa saja yang melarang mereka saat ini.
Kita semua tahu jika kita mencegah mereka. Rangkaian tuduhan sangar dijadikan serangan balik kepada kita : “Anti Dakwah!” – “Anti Islam” – “Neo PKI” – “Dasar Komunis”!
Tapi setidaknya kita jadi tahu sekarang. Bahwa ceramah agama bukan saja membuat massa jadi galak . Tapi juga jadi dungu.
 
Sumber : Status Facebook Supriyanto Martosuwito

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed