by

Semangat Hidup

Oleh : Budi Santosa Purwokartiko

Belakangan saya jadi sering mengunjungi teman dosen yg sedang sakit. Kadang sendiri, kadang berdua dengan teman. Saat dia sehat malah saya jarang berkunjung. Sakitnya berat, kanker stadium 4. Katanya kanker hati, sempat juga dikira kanker kelenjar getah bening, lalu dianalisis hasil scan dipastikan kanker kelenjar pankreas. Tapi kanker sudah menyebar kemana2. Ukuran kanker utamanya nya sdh demikian besar. Awalnya dia tegar. Tapi kemudian nampak kesakitan. Badannya kurus, tinggal tulang. Nggak nafsu makan sama sekali. Badan makin kurus. Pada suatu kunjungan dia sudah malas ngomong, nggak mau duduk, cuma berbaring, pandangan matanya kosong.

Sejak itu saya nggak tega lagi utk menjenguk. Tinggal nunggu waktu, pikirku. Saya sangat sedih. Pingin menemani tapi takut mengganggu. Sampai suatu saat ada teman lain datang menjenguk dan bercerita, ada perubahan. Sudah mau makan meski blm banyak dan pilih2, sudah bisa berjemur walaupun pakai kursi roda. Kabar ini sungguh sangat membahagiakan saya. Saya segera sempatkan datang lagi. Masih kurus memang , tapi ada perbedaan besar. Wajahnya mulai sumringah, mau bercerita sambil duduk dan ngemil. Ini luar biasa. Mau makan itu sangat penting krn itu yg memberi tenaga.

Suatu saat saya kirimi bebek goreng dari Malang (masakan nduk Sri Sulastri), lalu besoknya dia kirim WA kalau habis beberapa potong dan bisa makan dengan nasi. Wah lega banget bacanya.Kok bisa keadaan berbalik? Ada bbrp kemungkinan. Setelah bbrp kali kemo, minum teh hijau serta suplemen Jepang, kini nampak semakin segar dan bertenaga. Mana yg paling signifikan? Mungkin paduan ketiganya. Ukuran kankernya mengecil. Dokter yang menangani juga surprise. Karena dulu dokter sdh pesimis dengan berkata ‘wis ajaken seneng2 ae’. Dokter mengira umurnya tidak akan lama lagi. Mungkin kemo dan suplemen itu yg berefek besar.

Di kunjungan terakhir malah teman ini sdh bisa berjalan meski hanya bbrp langkah.Teman ini luar biasa semangatnya. Ketika diberitahu kanker stadium 4, bukannya dia panik atau down, tapi justru ingin melawan penyakitnya. Tekadnya luar biasa dan tidak menyerah. Meski adiknya bbrp bulan lalu meninggal krn kanker , teman ini seperti tdk terganggu, dia yakin dengan takdir yg lain. Itu barangkali kekuatan utama selain obat dan suplemen. Saya selalu berdoa dan berharap dia akan membaik dan bisa sembuh.

Setiap berkunjung saya tidak pernah menasehati atau pesan agar rajin berdoa , berdzikir, mengaji atau sejenisnya yg seakan kematian sdh dekat, tapi mengajak cerita yang lain yang membangkitkan semangat, cerita soal suasana terkini tanah air, cerita soal anak, kadang yang lucu2…Saya katakan bahwa “saya salut, betapa sampeyan luar biasa, bersemangat dan tetap tegar.” Diam2 saya belajar pada dia yang selalu bersemangat meski dalam kondisi begitu buruk.

Sumber : Status Facebook Budi Santosa Purwokartiko

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed