by

Sebuah Cinta Dari Lagu Dangdut

 

Ah, aforisma. Mungkin dia mendengarkan Via Vallen, tentang Secawan Madu. Dan terpengaruh karenanya. Ini jaman hoax, apakah ia mengerti? “Pandainya engkau bersilat lidah. Cinta bagimu hanyalah senjata. Semula kumengagumi sikap dan ketulusanmu,…” lantun Via Vallen. Itu sungguh provokatif. Kayak pilpres saja.

Dia lupa pernah menyanyikan lagu Salsa Kirana, ketika Mendem Cinta; “Ngene rasane mendem tresna. Jejer kowe adem panas tak rasa. Rasane donya wong loro sing duwe. Lan wong liya ben ngekos dewe dewe,…” Kamu ingat, kita membantu promosi para pemilik kamar kos? Kamu ingat, “Langite mendung wayah jam telu. Neng kene aku ngenteni tekamu, neng cedhak bangjo janji ketemu!” Terus digerayangi waria, “Selak ijo, selak ijo,….!”

Tapi kamu tetep saja seperti nyanyian iMeyMey. Ada Orang Ketiga. “Sayang katakan padaku, siapa yang engkau cinta? Pilih aku atau dia, aku tak mau berbagi cinta!” Kamu lucu. Apalagi ngutip-ngutip Fitri Carlina, “Sandiawaramu luar biasa,” katamu. “Polahmu, aktingmu, wis kaya selebriti. Mending kowe nyoba melu casting FTV,…”

Duh, Dik! Nggak enak mau terus terang. Aku kenal beberapa mereka yang bikin FTV. Ikutan casting? Sementara kau berkilah, sebagaimana dalam lagu Jihan Audy, Pamit Ndangdhutan, bilangnya “Aku iki cah kerja, nyanyi gaweanku,…!” Ah! Nggak ada beda dengan Siti Badriah, mengaku harus kuat demi sesuap nasi. Beneran apa Prabowo? Kok Prabowo? Maksudnya; Bokis!

“Tak usah ratapi aku, untuk kembali padamu,…” terngiang lengkingan Zaskia Gothik soal Tak Setia. “Sekali tak setia, kamu tetap tak akan bisa setia!” Waduh. Gitu ada truk glondangan ke Jakarta, aku loncat dan turun ke Daan Mogot. Nonton LIDA dan melihat goyangan Dewi Perssik yang menggoda Sandiaga Uno. “Aku memang belum beruntung. Gagal dan selalu gagal lagi. Hatiku tetap tekad dan takkan menyerah. Kutetap bermimpi dan bermimpi. Sampai indah pada waktunya.”

Dan ketika kulihat Prabowo berjoget di atas Alphard B2 64RIS itu, aku bener-bener ikutan berdendang barengan Rhoma Irama, “Dulu aku suka padamu, dulu aku memang suka (ya-ya-ya). Dulu aku gila padamu, dulu aku memang gila (ya-ya-ya)!”

Sekarang tidak. Yang nomor satu, yang terpenting, tetap untuk Indonesia Maju!

 

(Sumber: Facebook Sunardian W)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed