by

Saya Tak membenci Prabowo Tetapi

Kalau orang berusaha membawa ‘jejak digital’ dari tulisan-tulisan kritik saya pada Jokowi di masa lalu sambil secara membabi buta melepaskannya dari konteks… Lantas, mengapa orang tak membawa ‘foto’ dan ‘video’ saya dengan Prabowo atau Sandiaga Uno dan juga melepaskannya dari konteksnya? Mengapa juga tak pernah dibahas surat terbuka saya kepada Prabowo Subianto yang dimuat di Kompas tahun 2014, juga viral di media sosial, di hari tepat ketika ia kalah pemilu?

Barangkali, mereka yang penuh hujatan, caci maki dan nyinyir di media sosial selama ini salah kaprah tentang politik. Mereka menganggap politik itu hitam-putih, benar-salah, mutlak-mutlakan. Padahal politik tak pernah hitam-putih, bahkan tak ada kawan atau lawan abadi dalam politik, sebab politik adalah ruang untuk memperjuangkan kekuasaan (struggle for power) dan ruang untuk menegosiasikan kepentingan-kepentingan.

Untuk itulah saya memilih mendukung Jokowi-Kiai Ma’ruf dengan cara saya seperti sekarang ini. Saya fokus saja mendukung, tanpa sedikitpun mencaci, mencela, menghujat, menghina, apalagi merendahkan orang lain. Buat saya mendukung jagoan kita, tak perlu dengan merendahkan jagoan orang lain. Jika jagoan kita baik, jagoan orang lain tak berarti buruk. Jika jagoan kita benar, jagoan orang lain juga bisa benar. Kita fokus saja mendukung hal baik yang kita perjuangkan pada sosok yang kita bela. Itu cukup.

Saya tak membenci Prabowo, tetapi saya tak mendukungnya menjadi calon presiden Republik Indonesia saja. Saya memilih #BerdiriBersamaJokowitanpa harus membenci atau mencaci siapapun.

Tabik!

Sumber : Status Facebook FAHD PAHDEPIE

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed