by

Save Muka Boyolali

Kalau sudah ‘merasa’ tua, memang sebaiknya dijaga dengan hati2, ucapan dan tindakan. Terutama yang berhubungan dengan orang.

Sebagai asli Arek Suroboyo, kalau kesandung pasti misuh ‘Jancuk !’ Reflek. Tapi karena sudah merasa tua, saya tambahi, ‘Innalillahi . . .’ dan atau ‘Astaghfirullah . . . ‘ 

Tapi kalau berhubungan dengan lain orang saya sangat berhati-hati. ‘Cak-cuk’ cuma pada orang sekitar yg ‘ngerti’ saya. Dengan ‘orang luar’ sudah ‘ndak lagi’. Takut 

Seperti nulis2 di FB ini, pasti saya cek dan recek ber-ulang kali. Kalau dari google belum cukup saya cari dari sumber ‘tangan pertama’ atau dari buku2 koleksi saya.

Jadi resikonya paling orang marah karena ndak suka, beda pandangan, beda aliran, beda pilihan. Biasa itu. Tapi ndak bisa dan ndak sampai mem-‘perkara’kan saya. Wong ‘speak by data’ kok.

Tulisan hal-ikhwal ‘usia tua’ ini berkaitan dengan rame-nya berita ‘yang punya wajah Boyolalen’, merasa tersinggung atas ucapan pak Prabowo. Capres nomer 02. Yang berusia 67 tahun. Kalau ndak salah. Artinya sudah ndak muda lagi !

Kok bisa ? ‘Keprucut’ begitu . . . 

Namun kalau lihat ‘riwayat’nya memang mungkin ‘harus” begitu. Ingat Indonesia ‘ilang’ 2030. Penduduk ‘miskin’ Indonesia 99 persen, konperensi pers kasus RS, dll . . . Kebiasaan 

Wong Boyolali, sebagian, yang marah pasti karena beda ‘kubu’nya. Yang satu kubu ya pasti mbela. Itu biasa juga.

Kubu yang marah juga karena biasanya kalau ‘temannya’ kepleset omongan langsung di’polisi’kan. Kalau perlu di’pleset2’kan. Bahkan kasus pak Ahok pun, sampai sekarang mereka pikir juga di-pleset2kan. Ini saatnya balas dendam ! 

Kabar terakhir pak Prabowo memang di’polisi’kan. Bener ndak kita tunggu saja.

Namun sebaiknya, nurut saya, ndak usah polisi2an lah. Kasihan polisi-nya juga. Bingung. Ndak diproses salah, katanya ndak peduli warga.

Diproses sepertinya lucu juga. Mosok Capres diperiksa ‘cuma’ karena menghina Wong Boyolali. Bukan ‘mengecilkan’ wong Boyolali.

Tapi nanti polisi dituduh berpihak. Kalau oleh pengadilan diputus salah, dihukum lama, lebih lucu lagi. Mosok Jokowi nglawan ‘Bumbung kosong’. Koyok Pilihan Lurah saja. Sangat amat tidak lucu . . . .

Jadi biarlah Bapak Polisi sejenak bisa bernafas lega. Enam hari seminggu saja. Sabtu sampai Kemis. Karena tiap hari Jum’at mesti njaga demo yang berjilid-jilid. Ini baru jilid ke-Dua . . .

Lha ?! Pak Prabowo ?!

Ah, itu masalah kecil. Serahkan saja pada ‘tuhan’nya. Salah atau benar. Hanya ujian atau azab. Terserah ‘tuhan’ saja.

Kalau masih ragu atau bingung, tanya saja mBah Amin pemilik partai ‘tuhan’. Beliau mungkin punya jawaban ‘bisikan’ dari ‘tuhan’nya. Saking dekatnya !

Tapi jangan tanya wakil ketua DPR yang ‘itu’. Yang di’itu’in oleh KPK. Percuma. Jawabannya sok philosophy. Malah tanya balik ke kita, ‘Ini Rekayasa tuhan atau Rekayasa manusia ?’

Kalau ditanya lagi ‘Itu artinya apa, Pak ?’ Paling dijawab lagi, ‘Terjemahkan sendiri . . . .’ Tambah bingung kita . . .

Sumber : Status Facebook Harun Iskandar

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed