Oleh : Agung Wibawanto
Metamfetamin kristal atau biasa disebut dengan sabu di Indonesia adalah narkoba yang berbentuk seperti pecahan kaca atau batu putih kebiruan mengkilat. Sabu memiliki kemiripan secara kimiawi dengan amfetamin, yaitu obat yang digunakan untuk mengobati gangguan hiperaktivitas defisit perhatian (ADHD) dan narkolepsi.
Dilansir dari Webmd, sabu atau metamfetamin adalah obat yang kuat dan sangat adiktif dan dapat memengaruhi sistem saraf pusat. Daya kerjanya tidak hanya mengganggu kinerja saraf dan fungsi organ-organ penting di dalam tubuh, efek samping sabu lainnya yang bisa dirasakan adalah kesehatan mental jadi menurun.
Ketika seseorang sudah ketergantungan, sejumlah masalah psikis yang bisa timbul. Sebagai dampak buruk sabu adalah gangguan kecemasan, paranoid, tidak bisa membedakan kenyataan dan imajinasi sering berlaku kasar dan agresif. Jika tidak ada yang menahan, hal ini bisa berujung pada tindak kejahatan.
Segala sesuatu yang membuat candu sangat tidak baik bagi kesehatan dan harus dihindari. Efek candu disebabkan oleh saraf otak yang terpengaruh zat tertentu. Otak akan mengeluarkan dopamin (hormon pengendali emosi), terutama di area yang berhubungan dengan reward. Efek inilah yang akhirnya membuat pengguna ingin memakai sabu terus-menerus.
Agar masyarakat paham dan mengerti yang diucapkan AA, apakah info valid atau mengigau (halu), mungkin AA ingin diperiksa atau tes urine lagi? Berani? Orang ini sering mengarang cerita yang tidak ada kebenarannya. Mengumpan informasi kepada masyarakat tanpa terbuka menyebut siapa? Ya sama saja ngibul atau halu, akibat sabu? Wallahualam.
Sumber : Status Facebook Agung Wibawanto
Comment