by

Rupiah Menguat, Kembali ke Bawah Rp 14 Ribu per Dolar AS

Lalu, renmimbi China menguat 0,03 persen, dolar Hong Kong 0,02 persen, dan ringgit Malaysia 0,01 persen. Hanya yen Jepang yang melemah 0,02 persen dari dolar AS.

Sementara, mayoritas mata uang negara maju juga menguat dari dolar AS. Euro Eropa menguat 0,65 persen, dolar Australia 0,38 persen, poundsterling Inggris 0,29 persen, dan rubel Rusia 0,01 persen. Namun, dolar Kanada dan franc Swiss melemah masing-masing 0,08 persen dan 0,02 persen.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan rupiah akan terus menguat hingga akhir perdagangan pasar sore nanti. Pasalnya, sejumlah sentimen positif terus berlanjut, baik dari dalam maupun luar

Dari luar negeri, hasil notulensi rapat dewan gubernur bank sentral AS, The Federal Reserve, diperkirakan masih akan menekan dolar AS. Pasalnya, The Fed tampak tidak agresif (dovish) untuk mengerek suku bunga acuan karena bank sentral ingin melepas inflasi agar naik ke atas target dua persen.

Sentimen lain, berasal dari rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Pimpinan Tinggi Korea Utara Kim Jong-un yang sempat akan dibatalkan, namun belakangan kembali dibahas lagi oleh kedua negara. “Keduanya mempengaruhi,” terang Ibrahim kepada CNNIndonesia.com.
 

Sedangkan dari dalam negeri, sentimen positif datang dari akan diadakannya Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 30 Mei besok. “Pasar langsung positif karena ada kemungkinan BI menaikkan suku bunga acuannya kembali,” pungkasnya.
 
Sumber : cnnindonesia.com

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed